Bermedia yang Baik untuk Keluarga dan Masyarakat
Cari Berita

Advertisement

Bermedia yang Baik untuk Keluarga dan Masyarakat

Duta Islam #07
Selasa, 13 Agustus 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
ciri media yang baik
Ciri media yang baik. Foto: istimewa
Oleh Ahmad Karomi

DutaIslam.Com - Peristiwa demi peristiwa menjejali pikiran kita sebagai rakyat jelata. Media berperan penting untuk mengolah bola kata-kata. Sehingga, bisa ditebak bilamana media dengan "tanpa aturan" (ngawur/kisruh) kok mengangkat kabar yang masih abu-abu, bahkan gelap (hoax) lalu disebarluaskan, hasilnya pasti menyesatkan (dholalim mubin). Padahal dari sebuah kabar/berita yang gelap, efek sampingnya bisa menjadikan "Hubungan Gelap" dan melahirkan manusia gelap yang meniti jalan gelap.

Seharusnya media dibentuk sebagai "bridge" atau jembatan,perantara serta penyeimbang informasi. Media harus memiliki aturan (wajib) yang memisahkan antara berita anak-anak dan orang tua, usia bau kencur, bau sinom, bahkan bau tanah.

Bahkan ngerinya lagi terletak pada "penyusupan iklan" dewasa dalam acara/tontonan untuk usia anak-anak. Tragisnya menjelang tutup tahun ini masih marak tayangan yang diperuntukkan usia "matang", malah diasup oleh mereka yang usianya belum genap kematangannya, imbasnya bermunculanlah pakar-pakar karbitan tanpa memiliki dasar keilmuan yang mumpuni.

Baca: Inilah Doa Awal Tahun Beserta Terjemahnya

Rules atau aturan (bukan baru bales), yang saya fahami merupakan kumpulan pasal perintah dan larangan untuk dijadikan semacam hukum yang semestinya dihormati bersama-sama. Seperti The rules of life (aturan dalam hidup) kudu diawali dari diri sendiri. Menjadikan diri sendiri sebagai Media yang baik  haruslah diawali sejak dini. Prinsip ini dicamkan oleh para pendahulu (Orang-orang sholeh) dengan berdasarkan firman "ata'murunannasa bil birri watansauna anfusakum" (apakah kau memerintah manusia sedangkan kau lupakan dirimu sendiri?!).

Keteledanan poro wongkang sholeh dulu sangatlah berarti bagi insan modern di zaman ini yang cenderung mudah kalap, tebar fitnah, mudah marah, gampang terpancing emosinya dan ringan ucapan kotornya. Beliau-beliau memosisikan diri sebagai media yang baik bagi keluarga dan ummatnya.

Ciri Media Yang Baik


Semisal, mengatur diri sendiri, memanajemen waktu sendiri, muhasabah, bahkan mengevaluasi setiap hari sangatlah berat tapi bukan berarti tidak bisa dilatih. Diawali dari bangun pagi, sarapan, menyapa tetangga, memberi nafkah anak istri dan lain sebagainya ini merupakan permulaan "aturan media" yang ditancapkan dalam laptop kecil bernama "keluarga", selanjutnya "tetangga dan masyarakat". Bukankah, sebuah kebaikan yang ditanamkan berkali-kali, akan berbuah baik pula berulang kali?!

Membaca ulang kisah para pendahulu (orang-orang sholeh) merupakan pondasi awal untuk membuat sebuah "aturan" yang sarat akan ajaran dan ajakan berbuat baik dalam keluarga. Menela'ah manaqib orang-orang mulia ibarat menepuk punggung Naga yang sedang tertidur, agar bangun lalu menggeliatkan tubuh, mengibaskan ekor, sehingga hamparan emas, keindahan batu permata disekelilingnya bisa terpampang nyata, dan siapa pun bebas memungutnya, serta mempergunakan dengan sebaik-baiknya.

Baca: Saya Tidak Kenal Mbah Moen...

Singkatnya jadikan diri sendiri sebagai media terbaik untuk keluarga dan masyarakat meskipun harus menepuk punggung sang Naga. [dutaislam/ka]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB