![]() |
Screenshot curhat orang tua yang anaknya tak diterima di kos muslim karena takut dosa. Foto:dutaislam.com. |
"Ponakan saya ya pernah kesulitan cari kos di sekitara UGM (Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Red) karena kos-kosan hanya menerima mahasiswa Muslim," curhat akun bernama Marina Tjandrasa di Facebooknya, Ahad (04/08/2019).
Marina mengomentari postingan akun bernama Bligus Robin yang bercerita pernah ditolak pemilik kos Muslim di Malang lantaran takut dosa. Bligus bercerita, saat itu dirinya sedang mengantarkan anaknya.
"Mengantarkan anakku mencari kos, "Maaf pak, di sini hanya menerima kos untuk mahasiswa Muslim saja. Karena saya takut dosa menerima anak kos yang kotor dan najis," tulis Bligus di Facebooknya, Rabu (31/07/2019).
Gara-gara itu, akhirnya Bligus pamit dan mencari rumah kos lain.
Kejadian yang menimpa ponakan Marina dan Bligus juga dikabarkan Muhammad Zazuli melalui akun Instagram mata.mitabersama, Ahad (04/08/2019), dengan caption kritik kepada pemilik kos. Kejadian tersebut dinilainya sebagai trend mabok dogma dan kesombongan dalam beragama.
Menurut Zazuli, hal ini terjadi salah satunya sejak pengajian wahabi mulai mewabah.
"Sejak menjamurnya pengajian-pengajian Wahabi banyak mental masyarakat kita yang menjadi rusak. Ini adalah contoh masyarakat di sekitara UGM, tempat para akademisi calon pemimpin bangsa. Jika yang seharusnya jadi tempat pembibitan para calon pemimpin saja seperti ini maka bagaimana nasib Indonesia 20 tahun ke depan. Mungkin sudah jadi Indonestan," tulis Zazuli.
Hingga berita ini ditulis, postingan Zazuli sudah mendapatkan sejumlah komentar dari netizen.[dutaislam.com/pin]
