Dia berpendapat, semestinya pemerintah tidak memindahkan ibu kota negara ke Provinsi Kalimantan Timur. Namun ke daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pasalnya, daerah tersebut rawan bencana alam.
"Ibu Kota jangan di Kalimantan, tapi Lombok. Pemerintah jangan sembunyi di daerah aman," ujar dia dalam sebuah diskusi di Kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (29/08/2019) dikutip dari Kompas.com.
Lombok sendiri salah satu kota untuk daerah pemilihan (dapil) Suryadi di NTB. Suryadi disebut-sebut akan menjadi pengganti Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di parlemen periode 2019-2024 fraksi PKS yang juga sebelumnya berasal dari dapil NTB.
Menurut Suryadi, ibu kota disarankan dipindahkan ke daerah rawan bencana agar pemerintah berpikir sekaligus mengupayakan daerah itu aman dari dampak bencana alam.
"(Pindah) ke tempat bencana, supaya pemerintah memikirkan bagaimana supaya di sana aman," kata pria yang pernah mencalonkan diri sebagai gubernur NTB pada 2013 itu.
Sebelumnya Politisi PSI Tsamara Ammany setuju dengan pemindahan ibu kota ke Kalimantan. Secara geopolitik, menurut Tsamara, kalimantan berada di tenga-tengah Indonesia. Di sisi lain, kata Tsamara, berdasarkan BMKG, Kalimantan termasuk daerah yang aman dari bencana alam.
"Catatan BMKG, Kalimantan hampir nyaris tidak pernah terjadi bencana alam," kata Tsamara dalam diskusi di ILC TV One beberapa waktu lalu. [dutaislam.com/pin]
