Akhlak Indah Malik Asytar Panglima Perang Ali bin Abi Thalib
Cari Berita

Advertisement

Akhlak Indah Malik Asytar Panglima Perang Ali bin Abi Thalib

Duta Islam #07
Rabu, 28 Agustus 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Siapa malik al asytar
Akhlak indah malikasytar panglima perang ali bin abi thalib. Foto: istimewa
DutaIslam.Com - Panglima perang andalan Imam Ali bin Abi Thalib yang bertubuh besar dan berperawakan tinggi ini terkenal dengan keberanian, kehebatan dan kepahlawanannya. Meski perkasa, menakutkan dan menggetarkan musuh-musuhnya di medan perang, namun tokoh besar yang melegenda hingga kini memiliki akhlak indah. Ia belajar dan meneladani akhlak junjungannya, Ali bin Abi Thalib AS.

Suatu hari dengan berpakaian terbilang sangat sederhana, pakaian yang tidak menggambarkan kedudukannya yang tinggi sebagai seorang panglima perang, ia melewati pasar Kufah.
Ketika sedang lewat itu ada seorang pedagang yang melecehkan dan mengejek pakaian yang ia kenakan. Tidak hanya itu, si pedagang itu melemparinya dengan buah kemiri.

Tapi Malik Asytar yang berakhlak indah sedikit pun tidak menoleh dan bereaksi terhadap perbuatan buruk si pedagang itu. Malik terus saja mengayunkan langkahnya hingga tak terlihat lagi dari pandangan orang-orang sekitar tempat tersebut.

Baca: Ikutilah Sayyidina Ali, Jangan Seperti Khawarij

Pedagang lain yang dari tadi memerhatikan kejadian itu mendatangi si pelaku. "Celaka engkau! Tahukah engkau siapa orang yang engkau lempar itu?"
Jawab si pelaku, "Aku tidak mengenalnya. Dia orang yang lewat seperti ribuan orang lainnya yang lewat disini."

Siapa Malik Al Asytar


Pedagang lainnya itu menjelaskan, "Ia adalah Malik Asytar al-Nakha'i, sahabat dan panglima perang Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib."

Si pelaku berkata dengan terkejut, "Inikah Malik yang menggetarkan sendi-sendi para pemberani karena takut kepadanya dan yang namanya menggentarkan para musuhnya?"
Dijawab, "Ya, orang  itulah Malik Asytar."

Si pelaku langsung berlari mengejar Malik Asytar untuk memohon maaf darinya. Ia mendapati Malik Asytar telah berada di dalam salah satu masjid sedang melaksanakan shalat. Dan ketika Malik Asytar selesai dari shalatnya, lelaki itu bersimpuh di kedua kaki Malik Asytar dan mencium kedua kakinya.

Malik berkata kepadanya, "Apa yang engkau lakukan ini?"
Lelaki pedagang itu berkata, "Aku memohon maaf kepadamu dari perbuatanku tadi. Akulah orang yang tadi melecehkanmu dan telah bersikap kurang ajar terhadapmu."
Lalu apa jawaban Malik?

Malik berkata, "Tidak mengapa. Demi Allah! aku tidak masuk masjid ini kecuali untuk memohon ampunan Allah untukmu."
Qishah al-Abrar, Syahid Murtadha Muthahari, halaman 32-33.

Baca: Doa Agar Rezeki Berlimpah Dan Berkah

Semoga kerendahan kita menjadi seorang yang mempunyai kewibawaan tinggi, kekuasan yang besar masih ingat kebesaran hanya milik Allah SWT, apa yang dilakukan Malik Asytar bisa menjadi tauladan bagi kita semua. [dutaislam/ka]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB