Tafsir Surat al-Kautsar Ayat 2, Perintah Berqurban
Cari Berita

Advertisement

Tafsir Surat al-Kautsar Ayat 2, Perintah Berqurban

Duta Islam #04
Rabu, 17 Juli 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Penjelasan Surat al-Kautsar ayat 2 terkait perintah berqurban (sumber: istimewa)
Surat al-Kautsar ayat 2 berbicara tentang ibadah qurban. Di dalam Surat al-Kautsar ayat 2, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melangsungkan penyembelihan hewan qurban.

DutaIslam.Com - Imam Ibnu Asyur dalam kitab at-Tahrir wa Tanwir menjelaskan bahwa maksuk kata an-nahr di dalam Surat al-Kautsar ayat 2 tersebut adalah ibadah qurban. Kemudian, kata فصل dalam ayat tersebut bermakna sholat i'ed.

Oleh karena itu, menurut Imam Ibnu Asyur dikarenakan perintah qurban setelah perintah shalat, maka waktu pelaksanaan qurban juga seusai shalat. Atas dasar itu, mayoritas ulama fikih menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perintah shalat di dalam surat al-Kautsar adalah shalat 'ied.

وإن كانت السورة مدنية وكان نزولها قبل فرض الحج كان النحر مرادا به الضحايا يوم عيد النحر ، ولذلك قال كثير من الفقهاء : إن قوله : فصل لربك مراد به صلاة العيد 

"Meskipun surat ini termasuk ke dalam Surat Madaniyah dan turun sebelum diwajibkannya haji, maksud dari kata النحر adalah penyembelihan hewan qurban saat hari raya Idul Adha. Oleh karena itu, mayoritas ulama fikih menyatakan, maksud firman Allah (فصل لربك) adalah shalat 'ied."

Baca: Surat Ibrahim Ayat 41, Istighfar Nabi Ibrahim

Qurban dalam kajian ilmu fikih disebut dengan udhiyah. Ibadah qurban disyariatkan di dalam Islam merupakan bentuk kemuliaan hari raya Idul Adha. Di dalam kitab at-Tahdzib fi Adillati Taqrib disebutkan, hewan ternak yang disembelih pada hari raya.

وهي ما يذبح من الإبل أو البقر أو المعز أو الغنم يوم العيد، تقرباً إلى الله عز وجل 

"Udhiyah adalah hewan ternak yang disembelih pada hari raya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Penyembelihan tersebut adalah bentuk memuliakan hari raya tersebut."

Penyembelihan qurban di dalam Islam itu meneladani jejak yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail. Pada waktu Nabi Ismail berumur kisaran 6-7 tahun, Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk menyembelih putranya tersebut.

Atas dasar keimanan, Nabi Ibrahim melaksanakan perintah penyembelihan putranya. Namun, saat hendak menyembelih tersebut, sang putra diganti kambing dari surga.

Baca: Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 7, Pentingnya Kualitas Ibadah

Selanjutnya, peristiwa Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail menjadi syariat bagi umat Nabi Muhammad. Akan tetapi, yang disembelih adalah hewan ternak seperti kambing, sapi dan lain-lain.

Rasulullah SAW pun mengingatkan kepada umat Islam terkait amalan yang paling utama pada hari raya Idul Adha. Imam Tirmidzi meriwayatkan hadis dari Sayyidah Aisyah, “Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Iedul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (qurban), maka hendaknya kalian merasa senang karenanya.”

Hadis di atas menegaskan bahwa ibadah qurban termasuk amalan yang mempunyai keutamaan yang besar. Sebab, ibadah qurban merupakan potret kesalehan sosial dan individu. [dutaislam.com/in]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB