Oleh Mamang M Haerudin
DutaIslam.Com - Saya menulis ini juga sebagai salah satu persangka baik saya terhadap Bukalapak. Segala persoalan apapun harus disikapi dengan kepala dingin. Jangan kagetan dan emosional. Perlu memang dilacak siapa itu founder Bukalapak dan ke mana afliasi ideologisnya. Apakah memang netral (tak berormas) ataukah memang punya jejak radikal.
Sebab saya dan kita harus bangga bahwa Bukalapak merupakan karya anak bangsa. Kehadiran Bukalapak memberikan dampak ekonomi yang baik untuk bangsa kita. Dan karena itu jugalah Presiden Jokowi mengapresiasi Bukalapak.
Sementara ACT (Aksi Cepat Tanggap) adalah lembaga zakat infaq dan sedekah nasional. Resmi terdaftar di Kementerian Agama yang selevel dengan Lazisnu PBNU, Dompet Dhuafa, Daarut Tauhiid Peduli, PPPA Daarul Qur'an dan lembaga sejenisnya. Hanya saja harus diakui hampir semua Laznas itu berafiliasi atau setidaknya dekat dengan teman-teman hijrah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan sebagian teman-teman yang berideologi radikal.
Selain Lasiznu PBNU, Laznas yang lain mempunyai manajemen fundrising dan program pemberdayaan yang bagus. Perolehan donasi Laznas selain Lazisnu PBNU setiap tahunnya bisa meraup donasi paling minimal di angka 150 milyar. Angka itu setiap tahun bisa semakin bertambah.
Saya sendiri merasa mengetahui karena saya pernah menyengaja diri dan belajar merunduk selama 2 tahun 4 bulan bagaimana hebatnya manajemen Laznas yang tadi saya sebutkan, selain Lazisnu PBNU. Maka atas hal ini, saya menyarankan agar siapapun yang memprotes, melancarkan gerakan uninstall Bukalapak untuk mengedepankan tabayun dengan kepala dingin.
Berikutnya Bukalapak sebagai perusahaan bisnis tentu mendapatkan banyak keuntungan termasuk mempunyai alokasi dana CSR atau dana sosial. Nah biasanya Laznas (Dompet Dhuafa, ACT, Daarut Tauhiid Peduli, PPPA Daarul Qur'an) ini mempunyai kemampuan "jemput bola" yang hebat. Maka bagi saya tidak aneh jika Bukalapak mempercayakan donasi sosial dan atau CSR-nya pada ACT.
Akhirnya saya juga menyarankan agar kita jangan kagetan dan gegabah. Donasi sosial itu penting dan Bukalapak berkewajiban terhadap hal itu. Terutama dalam hal membayar zakat mal. Donasi sosial dan lainnya tetap dijalankan seperti biasa, hanya saja penyalurannya bisa melalui Lazisnu PBNU. Di sinilah pentingnya agar Lazisnu PBNU bergerak aktif dan jemput bola. Agar bukan hanya Bukalapak yang bisa bekerja sama dengan Lazisnu PBNU, melainkan banyak perusahaan yang lain.
Asal tahu saja, Alfamart pun telah lama digandeng Dompet Dhuafa untuk menghimpun dana sosial dan CSR. Lihat logo Dompet Dhuafa selalu muncul di berbagai produk Alfamart. Lazisnu PBNU terlambat dan hanya mendapat donasi sosial "receh" kembalian dari konsumen dan itupun sifatnya sementara (hanya beberapa bulan saja) karena harus berbagi dengan lembaga sosial lain misalnya Lazismu Muhammadiyah, Yayasan Jantung dan lainnya. Mudah-mudahan dapat dipahami. Wallaahu a'lam. [dutaislam.com/gg]
Mamang M Haerudin (Aa), Masjid Daarussalam, 23 Juli 2019.
