![]() |
Ustadz Wahabi Diberi Panggung di Telkom. Foto: Istimewa. |
"Macem kek gak ada Ustadz yang mencintai negerinya laksana ibu kandungnya, Ustadz kayak begini dikasih panggung ma @Telkomsel @KemenBUMN #TelkomProIntoleran," tulis akun Nuryudi Darmawan @DarmawanNuryudi, Sabtu (20/07/2019).
Macem kek gada Ust yg mencintai negerinya laksana ibu kandungnya,— Nuryudi Darmawan (@DarmawanNuryudi) July 20, 2019
Ust² kek begini dikasih panggung ma @Telkomsel @KemenBUMN #TelkomProIntoleran
@Helmy_Faisal_Z
@RobikinEmhaz pic.twitter.com/wGCTSLJ4yR
Nuryudi mengomentari pamflet Telkom beri pengumuman "Tayangan Vod Sapa Muslim Berisi Video Cermaah Ustadz Ternama" dengan harga Rp 30 ribu per bulan.
Dalam pamflet terpampang tiga ustadz, dua di antaranya Ustadz Wahabi Khalid Basalamah dan Reza Basalamah.
Postingan Nuryudi mendapat sejumlah komentar dari netizen. Netizen mempertanyakan kebijakan Telkomsel sebagai BUMN yang memberi panggung Khalid Basalamah dan Reza Basalamah.
"BUMN sitok iki semakin ora genah kie (BUMN yang satu ini semakin tidak gennah, Red)," tulis akun @GandozEsparadoz.
"Disitulah kita timbul pertanyaan... #Heran saya dengan BUMN yang satu ini," kata akun @Olah_pikir.
"BUMN pada sakit, mulai Penas, Garuda, Jamsostek, Pos Indonesia dan harus disembuhkan karena merupakan perusahaan strategis. Pas BUMN pada sakit gini ada BUMN yang tetep konsisten kajian penegakan khilafah yang dibisniskan, supaya pas toh ancur sekalian semuanya," tulis akun bernama ANO di @kerekswasta.
Hingga berita ini ditulis berlum ada klarifikasi dan tanggapan dari pihak Telkom mengenai pamflet tersebut. [dutaislam.com/pin]BUMN pada sakit, mulai Penas, Garuda, Jamsostek, Pos Indonesia dan harus disembuhkan karena merupakan perusahaan strategis.— ANO (@kirekswasta) July 20, 2019
Pas BUMN pada sakit gini ada BUMN yang tetep konsisten kajian penegakan khilafah yang dibisniskan, supaya pas toh ancur sekalian semuanya. pic.twitter.com/StxIhFL8j7
