Densus 88 Bongkar Praktik Organ Teroris JI Pimpinan Para Wijayanto
Cari Berita

Advertisement

Densus 88 Bongkar Praktik Organ Teroris JI Pimpinan Para Wijayanto

Duta Islam #03
Senin, 01 Juli 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Polisi tunjukkan foto Amir Organisasi Teroris Jamaah Islamiyah (JI) Para Wijayanto, satu istri, dan tiga orang kepercayaannya, Senin (10/06/2019). Foto: Detik.com.
DutaIslam.Com - Para Wijayanto, Pimpinan atau Amir Jamaah Islamiyah (JI) berhasil ditangkap Densus 88 Antiteror. Densus 88 berhasil mengungkap praktik organisasi yang sudah dilarang sejak tahun 2007 tersebut.

Para Wijayanto ditangkap bersama istrinya di Hotel Adaya, Jalan Kranggan, Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/06/2019) pukul 06.12 WIB. Selain itu, Densus 88 juga menangkap tiga orang kepercayaan Para Wijayanto di lokasi berbeda.

Ketiganya adalah Bambang Suyoso (49) yang ditangkap di SPBU Bambu Kuning, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di hari yang sama. Kemudian Abdurrahman (23) yang ditangkap di Perumahan Griya Syariah II, Kebalen, Babelan, Bekasi, Jawa Barat. Terakhir, Budi Trikaryanto (42) yang ditangkap di Jalan Raya Pohijo, Sampung Ponorogo, Jawa Timur, keesokan harinya.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, ketiga orang kepercayaan Para Wijayanto memiliki peran masing-masing. Peran BS sebagai penghubung antara amir dengan orang yang berhasil direkrut. BS juga merangkap sebagai driver amir. Sedangkan Abdurrhaman perannya sehari-hari membantu menggerakkan organisasi JI di Indonesia. Sementara Budi berperan sebagai penasihat dan asisten dari Para Wijayanto.

"Orang kepercayaannya juga untuk mengendalikan JI di Jawa Timur," ujar Dedi, Senin (10/06/2019) dikutip dari Detik.com.

Bermetamorfosa
JI resmi menjadi organisasi terlarang berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tahun 2007. Namun, setelah itu JI melakukan metamorfosa dengan Para Wijayanto sebagai amir JI yang baru. Sebelum itu, pada 2000-an, Para Wijayanto merupakan orang kepercayaan di JI. Dia memiliki kemampuan intelijen. Setelah JI dinyatakan bubar, Para Wijayanto dibaiat sebagai amir JI yang ada di Indonesia.

"JI ini berbeda dengan JAD, JI ini lebih tua. JI ini afiliasinya ke Al-Qaeda dan sementara JAD itu adalah pecahan dari JI, yang afiliasinya ke ISIS, yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi," jelas Dedi.

Para Wijayanto juga pernah mendapat pelatihan militer (idad) di Moro, Filipina pada 2000. Dari situlah Para aktif dalam struktur organisasi terorisme JI. Para sendiri adalah lulusan S1 Teknik Sipil di universitas ternama di pulau Jawa.

Dedi menyebut Para Wijayanto memiliki kemampuan yang komprehensif di bidang intelijen dan militer. Karena kemampuannya itulah dia akhirnya dibaiat sebagai amir kelompok JI. "Dari sisi intelektual dan kompetensi, yang bersangkutan memiliki kompetensi merakit bom, kemampuan intelijen, kemampuan militer lainnya. Cukup komprehensif sehingga yang bersangkutan dibaiat sebagai Pimpinan JI," katanya.

Rekam jejak lainnya, Para Wijayanto terlibat kasus Bom Natal di Poso, Bom di Kedubes Australia dan Bom Bali I. Dia juga menjadi informan untuk kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Yang bersangkutan juga aktif ketika terjadi kerusuhan di Poso 2005 sampai 2007. Karena dia juga memiliki kemampuan intelijen, dia memberikan masukan-masukan kepada jaringan teroris yang ada di Poso, yaitu MIT, mensuplai senjata pada 2007," jelas Dedi.

Selain itu, Para Wijayanto juga diduga mengetahui adanya penyimpanan 1 ton bahan peledak di Sukoharjo yang dimiliki kelompok teroris pimpinan Badri Solo. Kasus tersebut berhasil diungkap Densus 88 pada 2012 silam.

"Selain itu yang bersangkutan juga sepanjang tahun 2013 sampai 2018 sudah mengirim orang-orang yang berhasil direkrut untuk mengikuti program pelatihan maupun langsung praktik kegiatan perang di Suriah. Sudah ada 6 gelombang yang diberangkatkan," sambung dia.

Para Wijayanto sendiri telah menjadi target perburuan Densus 88 Antiteror sejak 2003. Untuk mengaburkan keberadaannya, Para memiliki sederet nama lain. Para Wijayanto alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arief alias Ahmad Fauzi Utomo.

"Dia pernah bergabung dengan kelompok Noordin M Top, kemudian dr Azhari dan kelompok yang lain," jelas Dedi. [dutaislam.com/pin]

Keterangan: Data diolah dari Detik.com dari berita berjudul 'Pernah Gabung Noordin M Top, Para Wijayanto Sudah 6 Kali Kirim Orang ke Suriah' dan 'Densus 88 Bongkar Praktik Jamaah Islamiyah Pimpinan Para Wijayanto'.

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB