![]() |
Ketum PBNU Kiai Said Aqil Siradj. Foto: Istimewa. |
Menurut Kiai Said, pemerintah harus hati-hati sebelum melangkah lebih jauh. Mereka yang menjadi simpatisan ISIS harus diambil sumpahnya untuk setia kepada negara.
“Harus hati hati. Kalau warga negara, harus betul-betul diambil sumpahnya setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. Jangan seenaknya pergi sendiri, pulang malah dijemput,” ujar Kiai Said usai menghadiri Harlah Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) ke-8 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (20/07/2019) dikutip dari Inews.id.
Kiai Said juga menyarakankan, mereka yang telah menjadi simpatisan ISIS harus diuji kesetiaanya pada Republik Indonesia.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebelumnya menyatakan sedang mengkaji rencana pemulangan WNI simpatisan ISIS di Suriah. Menurut Menkumham Yasonna Laoly, ada sekitar 120 WNI eks ISIS yang masih di Suriah yang terdiri dari perempuan dan anak-anak.
“Kita bentuk task force nanti BNPT yang leading sektornya, kerja sama Kemenlu, Kemenkumham, Kemenko Polhukam, BIN dan jajaran terkait," kata Yasonna, Jumat (19/07/2019) dikutip dari Wartaekonomi.co.id.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengungkapkan 120 WNI yang menjadi simpatisan ISIS tersebut saat ini tertahan dan ditampung di tenda-tenda di sekitar perbatasan Suriah dengan Irak.
Menurut Wiranto, untuk memulangkan mereka tidak bisa sekadar diselesaikan oleh pemerintah sendiri. Melainkan perlu melibatkan pemerintah di Suriah.
"Ini kan tidak bisa diselesaikan oleh kita sendiri oleh Indonesia sendiri karena menyangkut negara lain. Maka, perlu ada taks force (gugus tugas) yang nanti akan kita tugaskan mendalami masalah ini dan langkah yang terbaik itu bagaimana," kata Wiranto, Jumat (19/07/2019) dikutip dari Suara.com.
Di samping itu, kata Wiranto, pemerintah juga perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait memulangkan WNI eks simpatisan ISIS dari Suriah ke Indonesia. Jangan sampai keputusan yang akan diambil tersebut justru berdampak buruk bagi bangsa Indonesia.
"Tapi yang pasti jangan sampai merugikan Indonesia, jangan sampai kita memulangkan bibit-bibit penyakit yang sudah di-brain wash untuk anti Pancasila dan anti NKRI untuk kembali ke Republik Indonesia yang kita cintai," tegasnya. [dutaislam.com/pin]
