Pesan Rajin Baca Al-Qur'an, Kiai Said Ceritakan Proses Masuk Islamnya Prabu Siliwangi
Cari Berita

Advertisement

Pesan Rajin Baca Al-Qur'an, Kiai Said Ceritakan Proses Masuk Islamnya Prabu Siliwangi

Duta Islam #02
Sabtu, 22 Juni 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj memberikan mauidzoh hasanah di Yayasan Handziqiyah, Nglarangan Gemiring Lor, Nalumsari, Jepara, pada Jum'at (21/06/2019). (Foto: NU Mayong)
DutaIslam.Com - Dalam rangka peringatan akhirussanah Yayasan Handziqiyah yang dipimpin KH Hayatun Abdullah Handziq, Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj memberikan pesan-pesan kepada warga NU Jepara.

Kiai Said menyampaikan, yang pertama orang NU harus rajin membaca Al-Qur’an. Kiai Said kemudian bercerita tentang kisah Sayyidina Umar.

"Di jaman Nabi, Sayyidina Umar masuk Islam karena mendengar adiknya membaca Al-Qur’an," kata Kiai Said di Nglarangan Gemiring Lor, Nalumsari, Jepara, pada Jum'at (21/06/2019).

Menurut Kiai Said, proses masuk Islam karena mendengar Al-Qur'an itu juga terjadi di Nusantara. Ia kemudian menceritakan kisahnya Prabu Siliwangi.

"Demikian juga di Nusantara. Prabu Siliwangi yang hendak menyerang Islam membatalkan niatnya karena jatuh cinta pada Subanglarang yang sedang membaca Alqur’an. Lalu oleh kyai Hasanudin alias Syekh Quro -ulama ber ras Thionghoa-, penyebar Islam pertama di sunda, niat Prabu Siliwangi memperistri Subanglarang disetujui dengan syarat Sang Prabu membaca Syahadat," terang Kiai Said.

Dan dari perkawinan mereka, Kiai Said melanjutkan, lahirlah pangeran Kian Santang yang akhirnya dikenal dengan nama Sunan Rahmat Suci yang menyebarkan Islam di daerah Pasundan.

Pesan yang kedua, Kiai Said mencontohkan apa yang dilakukan oleh Nabi kepada sahabat-sahabatnya yaitu dengan membekali akhlaq.

"Demikian juga dengan orang NU juga harus berakhlaq yang baik mempunyai prinsip. Tidak bisa dipengaruhi oleh hal-hal yang buruk. Orang NU juga harus begitu," ujarnya.

Selanjutnya, Kiai Said menghimbau agar orang NU juga harus berilmu dan mempunyai skill. Ia menceritakan ketika Rasul memerintahkan agar sahabat Zaid untuk mempelajari bahasa Ibrani agar tidak ditipu orang yahudi.

"Ke depan perekonomian dunia akan dikuasai China, oleh sebab itu orang NU juga harus bisa bahasa mereka," kata Kiai Said.

Kyai Said juga mengingatkan akan bahaya perkembangan jaman dimana saat ini sedang terjadi revolusi industri 4.0, dimana arus informasi yang begitu cepat beredar, khususnya melalui medsos.

"Banyak berita bohong beredar. Padahal hal ini sudah diingatkan oleh Al-Qur'an. Medsos juga bisa menghancurkan tali silaturrahmi. Bahkan dalam keluarga sendiri sudah jarang ibu mengelus kepala anaknya tapi lebih banyak ngelus-ngelus hape," tandasnya.

Kiai Said juga menyampaikan bahwa setelah Rasul menggembleng sahabat-sahabatnya dengan Al-Qur’an, akhlaq, dan ilmu, Rosul mengajari kearifan atau hikmah.

"Kearifan ini letaknya ada di hati. Kearifan ini dimiliki oleh orang-orang sholeh yang suci hatinya," ungkap Kiai Said. [dutaislam.com/gg]

Source: NU Mayong
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB