![]() |
Ustadz Rahmad Baiquni tuding majis Al Safar penuh simbol Illuminati. Foto: Kumparan.com. |
Guntur Romli mengatakan, apa yang dituduhkan Ustadz Baiquni merupakan cara lama untuk mendapatkan popularitas. Dan benar, kata Guntur Romli, karena menghubungkan segitiga dengan aliran illuminasi, dia akhirnya menjadi populer.
"Si Baikuni dapat popularitas krn 'menemukan' simbol iluminati & dajjal di masjid, popularitas ala post truth, klau dia rajin ke masjid 5 waktu shalat Jamaah gak akan populer, ini kan strategi lawas, anjing gigit Baikuni bukan berita, tapi Baikuni gigit anjing baru berita," kata Guntur Romli, Kamis (13/06/2019).
Menurut Guntur Romli, bila segala simbol segitiga disamakan dengan illminati maka Ustadz Baiquni pun bisa disamakan dengan Abu Jahal karena sama-sama manusia. Guntur Romli seolah ingin menegaskan bahwa hanya karena persamaan bentuk, segala sesuatu tidak bisa lantas disamakan begitu saja.Si Baikuni dapat popularitas krn 'menemukan' simbol iluminati & dajjal di masjid, popularitas ala post truth, klau dia rajin ke masjid 5 wkt shalat Jamaah gak akan populer, ini kan strategi lawas, anjing gigit Baikuni bukan berita, tp Baikuni gigit anjing baru berita— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) June 13, 2019
"Kalau segala bentuk segitiga dituduh iluminati, dajjal, maka si Baikuni itu sama saja dengan musuh Nabi Si Abu Jahal cuma karena sama-sama manusia," ujar Guntur Romli.
Klu segala bentuk segitiga dituduh iluminati, dajjal, maka si Baikuni itu sama saja dgn musuh Nabi Si Abu Jahal cuma krn sama-sama manusia— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) June 13, 2019
Sebagaimana telah banyak diberitakan, Ustadz Baiquni menuding Masjid Al Safar di KM 88 Tol Cipularang sarat dengan simbol iluminati. Bahkan dia mengharamkan adanya simbol tersebut karena dinilai dapat membatalkan shalat dan ketauhidan.
"Haram hukumnya simbol itu ada di dalam masjid karena simbol itu akan membatalkan shalat kita dan akan menggugurkan tauhid kita. Betul," katanya, dikutip dari Kumparan.com.
Tudingan Ustadz Baiquni mendapat reaksi keras dari sejumlah kalangan, termasuk dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Difasilitasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, keduanya dipertemukan dalam forum diskusi yang digelar di Masjid Pusdai Kota Bandung, Senin (10/06/2019) lalu. [dutaislam.com/pin]
