4 Kriteria Orang yang Meraih Derajat Mulia
Cari Berita

Advertisement

4 Kriteria Orang yang Meraih Derajat Mulia

Duta Islam #04
Selasa, 25 Juni 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Penjelasan kriteria orang yang mulia derajatnya di sisi Allah SWT (sumber: istimewa)
Setiap manusia berkeinginan hidup bahagia. Meskipun, ia tidak bergelimang harta benda hidupnya. Kebagahian akan selalu menjadi impian semua orang.

DutaIslam.Com - Memang setiap orang mempunyai standar kebahagiaan yang berbeda-beda. Bagi umat Islam, puncak kebahagiannya adalah meraih derajat yang mulia di sisi Allah SWT.

Almaghfurlah KH. Imam Yahya Mahrus pernah mejelaskan kriteria orang yang dapat meraih derajat mulia di sisi Allah SWT. Beliau memaparkan empal hal yang dapat menghantarkan seseorang meraih derajat mulia tersebut.

Baca: Kisah Perempuan-Perempuan Hebat Era Kenabian

وقال العلماء تسود العبد الأول العلم والثاني الأدب والثالث الصدق والرابع الأمنة

"Empat hal yang dapat menaikkan derajat seorang hamba. Yakni, ilmu, adab, sikap jujur dan amanah".

1. Ilmu

Ilmu dapat menghantarkan seseorang mulia di sisi Allah SWt dan manusia. Dalam Surat al-Mujadalah ayat 11 dijelaskan, Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang berilmu.

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang penting bagi umat manusia. Dengan ilmu, orang akan mengetahui persoalan agama, etika, dan hukum. Sehinga, ia tidak bertindak sembrono dan gegabah.

Di samping itu, orang berilmu akan mengetahui kekurangan yang ada di dalam dirinya. Ia tahu bahwa dirinya masih banyak kekurangan hingga ia tidak bertingkah sombong. Kehidupannya senantiasa damai dan tentram.

2. Adab

Adab atau biasa disebut dengan tata krama merupakan kunci dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan tata krama yang santun, orang lain pun akan segan dan menghormati kita. Meskipun, kita bukan tergolong orang yang berkecukupan ilmu atau harta.

Baca: Kisah Menakjubkan Ulama: Menghatamkan AL-Quran Hingga Puluhan Kali di Bulan Ramadhan

Di masyarakat, adab merupakan standar utama dalam menilai seseorang. Berilmu tingi tapi tidak beradab, niscaya hidupnya tidak mulia. Benar apa yan diungkapkan pepatah Arab, "Adab di atas ilmu".

3. Jujur

Allah SWT dalam Surat at-Taubah ayat 119 menegaskan agar orang-orang beriman menjadi pribadi yang jujur. Sebab, ikap jujur merupakan konsekuensi logis orang yang beriman dan bertakwa.

Surat at-Taubah ayat 119 ini secara tersirat mengajarkan kepada umat Islam agar menjadikan orang jujur sebagai teman. Orang yang jujur dijadikan rule model dalam mencari seorang teman. Begitu mulianya orang yang bersikap jujur.

Orang yang jujur senantiasa akan hidup dalam kebahagian dan kenikmatan di dunia dan di akhirat. Di manapun ia tinggal, akan diterima dengan lapang dada oleh orang di sekitarnya.

4. Amanah

Bersikap amanah berarti meneladani sikap Rasulullah SAW. Sebagai umat Islam, meneladani sikap beliau merupakan suatu keniscayaan. Karena, Rasulullah SAW adalah figur yang sempurna untuk dijadikan teladan. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Surat al-Ahzab ayat 21.

Baca: Selama Ramadhan, Imam Syafi'i Menghatamkan Al-Quran Sebanyak 60 Kali

Sifat amana melekat pada diri Rasululullah sejak masih kecil. Masyarakat Arab menghormati Nabi Muhammad karena beliau terkenal dengan sikap amanahnya. Pada waktu itu, beliau dipercaya menjaga barang titipan oleh orang-orang Arab.

Beliau juga dipercaya melerai perselisihan antara kabilah-kabilah Arab. Mereka bersengketa atas siapa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad di Ka'bah. Kemudian, Rasulullah ditunjuk sebagai orang yang berhak meletakkan hajar Aswad tersebut. Para pembesar kabilah percaya bahwa Muhammad SAW adalah sosok yang amanah. [dutaislam.com/in]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB