![]() |
Ilustrasi salah satu kelakuan Wahabi yang beredar. (Foto: istimewa) |
DutaIslam.Com - Wong NU jangan lembek dan lengah, harus berani tegas! Cara penguasaan wahabi terhadap masjid NU sangat licik dan licin. Biasanya terjadi karena seringnya kelompok wahabi yang ikut berjama'ah, kemudian akrab dengan jama'ah lain (NU).
Karena seringnya itu lambat laun mereka kelompok wahabi ingin sesekali jadi imam sholat, lalu seperti biasa amaliyah mereka tanpa dzikir keras ala NU dan menjadi terbiasa dengan amaliyah itu (dari sini awal kelompok wahabi mendapatkan ruang dan waktu).
Karena sudah terbiasa kemudian mereka pun ingin masuk dalam pengurus Ketakmiran Masjid, ketika mereka sudah masuk dalam Ketakmiran, maka mereka pun menuntut haknya, biasanya kalimat yang sering diungkapkan,
"Masjid milik umat Islam",
"Masjid bukan milik satu golongan saja",
"Sesama muslim punya hak yang sama".
Baca: Di Pasuruan, Warga NU Diusir Tarawih Oleh Jamaah Cingkrang Wahabi
Dan ini akan terjadi selama bertahun-tahun. Kejadian yang mencolok biasanya saat rapat persiapan Ramadhan, yaitu membahas jumlah raka'at sholat tarawih (antara 23 dan 11 roka'at) dan tidak pernah ada titik temu. Dari sinilah awal kekisruhan karena sama-sama mempertahankan amaliyah masing-masing.
Tapi kelompok wahabi lupa dan tidak berkaca bahwa awal pendirian masjid oleh warga NU dan tentunya pun amaliyah yang dipakai adalah amaliyah NU, bukan amaliyah ala wahabi.
Untuk itu, segera koordinasi dengan Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) setempat agar dilegalitaskan tempat ibadah tersebut, sebelum Anda menyesal masjid anda berpindah tangan kepada kelompok cingkrang wahabi. [dutaislam.com/gg]
Source: Yahya Lutfie
