![]() |
Penjelasan Imam Syafii menghatamkan Alquran sebanyak enam puluh kali (sumber: istimewa) |
DutaIslam.Com - Perkembangan Madzhab Syafi'i tidak lepas dari peran kiai-kiai pesantren. Penyebaran Madzhab Syaf'i secara masif di Indonesia bermula kiai-kiai yang belajar ke Timur Tengah. Kemudian Ketika pulang lagi ke Indonesia, mereka menyebarluaskan lewat pesantren dan pengajian-pengajian.
Sejak usia 15 tahun, Imam Syafi'i sudah diberi izin oleh gurunya (Syekh Muslim bin Khalid az-Zanji) untuk berfatwa. Kecerdasan Imam Syafi’i sudah terlihat sejak beliau masih kecil. Pada waktu itu, Imam Syafi’i sudah mampu menghafalkan apa yang diajarkan gurunya.
Baca: 3 Fadhilah Tadarus AL-Quran di Bulan Ramadhan
Pada usia 7 tahun, Imam Syafi’i mampu menghafal al-Quran 30 juz utuh. Saat Imam Syafi’i menginjak usia 10 tahun, beliau telah menghafal kitab masterpiece-nya Imam Malik, yakni al-Muwatta'. Sehingga, tidak heran di usia yang masih muda Imam Syafi'i sudah diamanahi mengajar ilmu agama.
Kecintaan Imam Syafi'i terhadap al-Quran begitu besar. Beliau ketika berinteraksi dengan al-Quran sangat intens. Beliau senantiasa membaca al-Quran setiap watku, seolah-olah al-Quran adalah bagian tubuhnya.
Pada bulan Ramadhan, interaksi Imam Syafi'i dengan al-Quran semakin intens. Jika di luara bulan Ramadhan, Imam Syafi'i menghatamkan al-Quran sebanyak 30 kali dalam sebulan. Namun, memasuki bulan Ramadhan, beliau mampu menghatamkan al-Quran sebanyak 60 kali.
كَانَ الشَّافِعِيُّ يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ سِتِّيْنَ خَتْم
“Imam Syafi’i menghatamkan al-Quran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.”
Baca: Kisah Menakjubkan Ulama: Menghatamkan AL-Quran Hingga puluhan Kali
Imam Syafi'i sebagai pendiri madzhab mengajarkan kepada umat Islam bahwa al-Quran dan Ramadhan adalah dua hal yang saling melengkapi. Keduanya merupakan nikmat yang di berikan Allah SWT kepada umat Islam.
Allah SWT menurukan al-Quran di bulan Ramadhan. Pun demikian, Allah juga mewajibkan puasa di bulan Ramadhan. Dan karena itu, bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa.
Membaca al-Quran di bulan Ramadhan merupakan salah satu amal ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Tentunya, ibadah-ibadah lain juga perlu ditingkatkan.
Berinterkasi dengan al-Quran memiliki kenikmatan tersendiri. Sayyid Qutb dalam mukadimah tafsirnya mengatakan bahwa hidup dalam naungan al-Quran adalah nikmat. Ya, suatu kenikmatan yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang benar-benar meresapinya.
Keika membaca al-Quran diiringi dengan meresapi makna yang terkandung di dalamnya, dapat menghantarkan pada puncak kenikmatan dalam berinteraksi dengan al-Quran. Apalagi di bulan Ramadhan, nikmatnya berinteraksi dengan al-Quran semakin besar.
Baca: 3 Hal Keistimewaan Bulan Ramadhan
Imam al-Maraghi menilai kenikmatan buln Ramadhan terletak pada nikmatnya berinterkasi dengan al-Quran dan nikmaknya berpuasa. Kenikmatan berinteraksi dengan al-Quran termanifestasikan dalam bentuk ilmu dan nur ilahi. Sedangkan kenikmatan berpuasa terwujudkan sebuah anugerah dan keistimewaan dari Allah SWT.
Lalu, bagaimanakah interaksi kita dengan al-Quran selama bulan Ramadhan ini? Harapannya, semoga interksi kita dengan al-Quran selama Ramadhan semakin meningkat, agar kualitas kecintaan terhadap al-Quran juga semakin besar. [dutaislam.com/in]
