 |
| Novel Bamukimin. Foto: Istimewa. |
"Jelas yang meminta FPI distop adalah para pengkhianat agama dan meminta kemungkaran, sebagai perusak aqidah dan moral bangsa ini," kata Novel, Rabu (08/05/2019) dikutip dari Liputan6.com.
Selama ini, kata Novel FPI sudah tak perlu diragukan bagaimana membahas agama dan bagaimana pun bangsa Indonesia ini. "FPI merah putihnya, dan pembelaannya terhadap agama, bangsa, serta Pancasila, yang sudah tidak dipertanyakan lagi," katanya.
Petisi dibuat oleh Ira Bisyir, Senin 6 Mei 2019 kemarin lantaran FPI dinilai sebagai kelompok radikal. Publikpun ramai-ramai menandatangani petisi persebut yang hingga Rabu (08/05/2019) siang mencapai lebih 140 orang.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan mempertimbangkan suara masyarakat terkait keberadaan ormas termasuk perpanjangan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Front Pembela Islam (FPI). Meski, menurut Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Soedarmo, itu bukan menjadi hal tunggal.
"Kemendagri juga minta masukan-masukan dari beberapa kementerian/lembaga terkait termasuk suara masyarakat banyak," katanya, Rabu (08/05/2019) dikutip dari CNNIndonesia.com.
Soedarmo mengatakan, Kemendagri akan mengacu kepada undang-undang untuk menyeleksi ormas-ormas yang mengajukan atau memperpanjang SKT. Kemendagri akan melihat ormas terkait sudah memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam beleid tersebut. Dia pun tak menutupi suara masyarakat seperti dalam petisi Setop Izin FPI akan menjadi perhatian jika disampaikan resmi hasilnya.
"Jadi nanti kita lihatlah hasilnya seperti apa," kata Soedarmo.[dutaislam.com/pin]
