Belum Qadha Puasa Sampai Ramadhan Lagi? Ini Denda yang Harus Dibayar
Cari Berita

Advertisement

Belum Qadha Puasa Sampai Ramadhan Lagi? Ini Denda yang Harus Dibayar

Duta Islam #04
Minggu, 05 Mei 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Penjelasan qadha puasa (sumber: istimewa)
Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam. Kewajiban puasa dilaksanakan selama satu bulan penuh. Kewajiban itu dimulai ketika memasuki awal bulan Ramadhan.

DutaIslam.Com - Umat Islam yang menjalankan ibadah puasa harus memenuhi beberapa aturan yang telah ditetapkan agama. Jika aturan tersebut tidak dipenuhi, maka ibadah puasanya bisa dianggap tidak sah.

Dalam kitab at-Tahdzib fi Adillah Matni al-Ghoyah wa Taqrib dijelaskan, Puasa Ramadhan dibebankan kepada umat Islam yang telah memenuhi kriteria menurut syariat. Syarat wajib puasa Ramadhan terdapat empat hal. Yakni, Islam, baligh, berakal dan mampu menjalankan ibadah puasa.

Orang Islam yang tidak memenuhi kriteria di atas tidak berkewajiban menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Ada pula orang yang diperbolehkan tidak berpuasa, akan tetapi berkewajiban mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan, seperti orang sakit, haid dan nifas atau hal darurat lainnya.

Ketika bulan Ramadhan telah usai, orang-orang tersebut akan mengqadhai puasanya sesuai jumlah hari yang ditinggalkan. Kewajiban mengqadhai dengan berpuasa saja jika tidak sampai melewati ramadan berikutnya.

Orang yang belum sempat mengqadhai puasanya sampai berjumpa bulan Ramadhan berikutnya, akan dikenakan membayar fidyah. Pembayaran fidyah tersebut sebagai hukuman bagi orang yang menunda hutang puasanya sampai kedatangan bulan Ramadhan lagi.

Jadi, selain kewajiban qadhan puasa, ia juga berkewajiban membayar denda. Hal itu karena kelalainnya mengaqadhai hutang puasa Ramadhan pada tahun sebelumnya. Lantas, berupa apa fidyah yang harus dikeluarkan orang tersebut?

Imam Nawai al-Bantani dalam kitab Kasyifatus Saja ala Safinatin Najah menjelaskan, fidyah yang harus dibayarkan berupa makanan pokok seperti beras atau gandum sebanyak satu mud setiap harinya.

الطَّرِيق الثَّانِي تَأْخِير الْقَضَاء فَمن عَلَيْهِ شَيْء من رَمَضَان فَأخر قَضَاءَهُ بِغَيْر عذر حَتَّى دخل رَمَضَان حرم عَلَيْهِ وَلَزِمَه فديَة التَّأْخِير لكل يَوْم مد طَعَام

“Bagian kedua adalah mengakhirkan qadha. Siapapun yang mengakhirkan membayar hutang puasa Ramadhan sampai memasuki bulan Ramadhan berikutnya, tanpa adanya udzur atau alas an. Maka baginya wajib membayar fidyah sebesar satu mud untuk setiap harinya” (Nihayah al-Zain, 192).

Kalau orang tersebut mempunyai tanggungan puasa selama 10 hari, maka kewajiban membayar fidyahnya sebanyak 10 mud. Denda ini dibayarkan pada orang yang dianggap kurang mampu, terutama yang berada di sekitar.

Satu mud jika dikonversikan dalam ukuran sekarang itu setara dengan 543 gram menurut Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah. Sedangkan menurut Hanafiyah sebanyak 815,39 gram.

Dalam melaksanakn qadha puasa Ramadhan, orang yang menjalankannya tetap berkewajiban niat. Adapun niat puasa qadha sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانَ ِللهِ تَعَالَى

Meskipun besaran fidyah tidak besar, bukan berarti umat Islam boleh menunda-nunda qadha puasanya. Sebab, sekecil apapun suatu kesalah, pasti ada konsekuensinya. [dutaislam.com/in]

Artikel dutaislam.com

Demikian penjelasan Belum Qadha Puasa Sampai Ramadhan Lagi? Ini Denda yang Harus Dibayar. Adapun Komitmen Seorang Muslim Selama Bulan Ramadhan, silahkan baca di artikel berikutnya.

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB