 |
| Pengarang Kita Tafsir Al Misbah Quraish Shihab. Foto: Istimewa. |
Adakah dasar khilafah dalam Kitab Suci Al-Qur'an?
Mufassir Indonesia yang menulis Tafsir Al-Mishbah Prof. Dr. Quraish Shihab yang dihubungi langsung islamindonesia.id memberikan penjelaskan mengenai masalah ini
Menurur Quraish Shihab, yang dimaksud dengan kata khalifah di Al Baqarah adalah seluruh manusia yakni yang ditugaskan mengelola bumi sesuai tuntunan Allah. Ini jamaknya khalaif yang bisa dibaca juga, di antaranya, dalam surah Yunus ayat 14 dan surah Al-An’am ayat 165.
Quraish Shihab menjelaskan, kata Khalifah dalam di surah Shad ayat 26 menyangkut pengangkatan Daud, adalah penguasa yang berwewenang mengatur satu wilayah, yakni kekuasaan politik. "Ini jamaknya khulafa. Itu sebabnya keempat khalifah dinamai Khulafa’ Arrasyidun,” katanya.
Dalam konteks kenegaraan, mengenai pengangkatan penguasa negara, Quraish Shihab menyatakan, masyarakat berkewajiban terlibat dalam pengangkatan khalifah/penguasa negara. Tetapi karena tidak ada penjelasan rinci tentang bentuk dan sistemnya, dan Khulafa’ Arrasyidun pun berbeda dalam menerapkannya, maka sistem khilafah (pengelolaan negara) diserahkan kepada masyarakat (ahlul hal wa al aqd).
Sehingga bila dikaitkan dengan khilafah yang diusung oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), menurut Quraish Shihab, tidak ada dasarnya dalam Al-Qur'an maupun hadis.
“Khilafah yang diusung oleh HTI tidak ada dasarnya dalam Alquran maupun hadis. Walau membentuk kekhalifahan, dalam arti terlibat dalam penegakannya, bersifat wajib. Wa Allahu A’lam,” pungkasnya. [dutaislam.com/pin]
