Deklarasi para kiai yang dukung 02, yang katanya lurus-lurus. Foto: istimewa. |
Apakah hanya karena mereka mengimani bahwa kubu 01 dikuasai komunis dan Cina lalu dianggap lurus? Apakah karena ada kiai yang dianggap tangguh dalam pelarian lalu dianggap lurus? Oh, nanti dulu.
Silakan telusuri dulu lah alasan para kiai (dan juga pengusaha) yang mendukung kubu 02, apakah karena alasan dendam, emosi atau alasan-alasan konyol lainnya? Mari buktikan.
Baca: [Ironis] Banyak Kiai yang Ikhlashnya Tidak Taktis
Banyak para tokoh pengusaha yang mendukung 02 dengan alasan ekonomi Indonesia merosot. Mereka ini barangkali tidak melihat bahwa jalur tol Batang misalnya, yang dulu kita harus mengetahui jadwal padat jalur untuk tepat sampai tujuan, kini tidak lagi ada jadwal jam padat merayap. Setiap hari lancar.
Bagi mereka, hari truk (lancar secara) nasional di jalur tol yang tiap saat meluncur angkut barang masing-masing tanpa macet adalah sebatas pameran mobil berjalan saja barangkali. Dan itu, bagi mereka, adalah potret keterpurukan ekonomi. Barangkali begitukah?
Apakah sudut pandang seperti itu bisa Anda anggap lurus? Lurusnya di mana? Persepsinya saja tidak objektif, apalagi keputusan memilih nya, innalillah bukan nantinya?
Para kiai yang ke kubu 02 ada juga loh yang mengaku kalau mereka harus memilih Capres Prabowo-Sandi karena bisnis pribadinya yang dulu sangat lancar meski menggunakan cara-cara gelap (ilegal), kini, sejak Jokowi berkuasa, bisnisnya merosot karena makin ketat saja transparansinya.
Baca: Bingung Mengikuti Pilihan Capres dari Kiai, Ini Solusinya
Apakah alasan tersebut sangat lurus secara akhlak bisnis? Jika iya, berarti Anda memilih Indonesia menjadi lebih terpuruk lagi secara hukum, ekomoni dan kultur peradabannya.
Adapula kiai yang mendukung 02 dengan cara mencari sesuap nasi lewat isu "kembali ke khittah" saja, hanya untuk menyerang NU. Kiai jenis Cak Anam ini ada banyak loh di kalangan 02. Apakah yang seperti Anda anggap lurus?
Komunitas Santri Mlandang di Maktab, Jepara, Jumat, 5 April 2019. Foto: Dutaislam.com. |
Demikian catatan Duta Islam dalam diskusi bersama Santri Mlandang di Maktabnya, Jepara, Jumat malam, 5 April 2019. [dutaislam.com/ab]