![]() |
Ulama 212 akan menggelar Ijtimak Ulama III untuk kepentingan Pilpres 2019. Foto: Istimewa. |
Menurut Sandi, Ijtima Ulama III merupakan usaha para ulama untuk membuat pemilu bermartabat.
“Tentunya semua masyarakat menginginkan pemilu kita adil. Tentunya para ulama menginginkan pemilu bermartabat ini yang perlu kita berikan perhatian,” kata Sandi, Ahad (28/04/2019) dikutip dari Kumparan.com.
Selain Sandi, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Ferdinand Hutahaean mengatakan, jika Ijtima Ulama benar digelar, BPN Prabowo-Sandiaga akan memberikan perhatian khusus atas hasil terselenggaranya kegiatan tersebut. Pasalnya, kata Ferdinand, sejak awal pencapresan, pihaknya juga berdasarkan Ijtima Ulama.
"Maka tentu Ijtima Ulama ketiga nanti akan didengarkan dan diperhatikan saran-sarannya oleh BPN. kalau masalah persetujuan, tentu BPN tidak perlu memberikan persetujuan karena PA 212 itu mandiri dan bisa melakukan Ijtima kapan saja, dan hasilnya nanti akan diperhatikan," katanya, dikutip dari Okezone.com.
Dulu Dikhianati, Sekarang Dinanti
Hasil Ijtima Ulama I pada 2018 lalu memutuskan Prabowo sebagai Capres. Sementara untuk wakilnya Ijtima Ulama menyodorkan dua nama, Abdul Somad dan Salim Segaf Aljufri sebagai Cawapres.
Namun, Ustadz Abdul Shomad tidak mau, demikian Prabowo. Begitu juga nama Salim Segaf Jufri ditolak. Prabowo akhirnya memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya.
"Nama Somad dan Salim Segaf, sejak awal sama sekali gak dilirik. Pilihan Prabowo memang jauh dari pembahasan Ijtima Ulama. "Kalau Sandi jadi Cawapres, lu mau apa? Ape lo, ape lo?" kata Pegiat Media Sosial Eko Khuntadhi dalam tulisannya berjudul "Menunggu Ijtima III" dikutip dari Tagar.id.
Apa Prabowo gak dengerin ulama?
Menurut Eko, yang terjadi adalah sebaliknya. Justru ulama itu yang harus patuh sama kemauan Prabowo. Hal dibuktikan dengan adanya Ijtima Ulama II yang memutuskan untuk tetap mendukung pada Prabowo-Sandi.
"Jadi, ulama-ulama itu harus nurut Prabowo. Kalau fatwanya gak sesuai dengan kemauan Prabowo, mereka harus mikir keras, lalu keluarkan fatwa baru. Sampai klop," katanya. [dutaislam.com/pin]
