![]() |
Ilustrasi buku jejak radikalisme salafi wahabi. Foto: istimewa. |
DutaIslam.Com - Meski pengikut Muhammad bin Abdul Wahab menolak disebut wahabi, tapi ulama mereka merasa bangga menyebut khittah-nya sebagai wahabi atau wahabiyah.
Sejak awal, wahabi yang menurut buku ini disebut sekte selalu bertentangan dengan mayoritas umat Islam Indonesia karena teriakan ngawurnya kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah. Padahal, sejak dulu, umat Islam banyak yang berpegang kepada ahlusunnah wal jamaah.
Tidak sedikit urusan-urusan furuiyah dalam Islam yang mereka jadikan sebagai ajaran ushul (pokok) sehingga dengan mudahnya mereka menyebut orang lain syirik, jahiliyah, kufur, dan menyebabkan keluar dari Islam.
Inilah bentuk radikalisme kelompok wahabi, sebagaimana juga radikalisme kelompok LDII di Indonesia, yang juga mudah menyebut orang lain di luar jamaahnya sebagai najis. Baca soal LDII, di Download Buku PDF Ajaran LDII yang Menyimpang.
Anehnya, kelompok wahabi ini sering ambigu. Saat ulama mereka berselisih misalnya, disebutlah hal itu sebagai ijtihat. Tapi bila ulama sunni lainnya berselisih dengan mereka, disebutlah bid'ah dan sesat (hlm. 3).
Ciri Islam radikal wahabi ini antar lain selalu berteriak "Kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah", "Tidak ada tempat meminta kecuali hanya kepada Allah", dan "Tidak ada pertolongan kecuali dari Allah".
Seolah-olah, semua kelompok umat Islam di luar mereka tidak di jalur Al-Qur'an-Hadits dan tidak bersandar kepada Allah Ash-Shomad. Innalillah, bukan?
Inilah fitnah besar wahabi yang membawa malapekata dalam kehidupan berislam seluruh dunia. Penasaran rekam jejak sekte wahabi ini, silakan download karya Achmad Imron R di link yang ada di bawah ini, atau klik cover bukunya. [dutaislam.com/ab]
