Amin Rais dulu Pernah Jadi “Target” Prabowo, Kini?
Cari Berita

Advertisement

Amin Rais dulu Pernah Jadi “Target” Prabowo, Kini?

Jumat, 19 April 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
perilaku elit politik negeri ini
Foto Amin Rais yang dijuluki sengkuni oleh Netizen. Foto: Detikcom
Dutaislam.com - Para elite politik negeri ini banyak yang diketahui publik sering berganti kemesraan dengan tim yang berkepentingan. Rakyat hanya dijadikan tumpangan meraih kepentingan. Baca juga: Prabowo Menderita Penyakit Jiwa Delusi Megalomania?

Berikut ini adalah catatan laku elit politik di negeri ini, yang dengan mudahnya bisa berubah menjadi lawan dan kawan:

  1. Pada tahun 2009, Prabowo, adalah Cawapres-nya Megawati. Demikian pula Fadli Zon, yang dalam Pilkada DKI tahun 2012 lalu memiliki posisi strategis sebagai jurkam Jokowi-Ahok.
  2. SBY, mantan menterinya Megawati juga pernah maju sebagai capres bersama JK sebagai cawapres-nya, didukung oleh Surya Paloh, nantang Megawati.
  3. Pilpres berikutnya, JK nyapres bersama Wiranto. Kali ini dia melawan SBY-Boediono, didukung Aburizal Bakrie yang sekarang lebih akrab dengan Prabowo.
  4. Anies Baswedan, pada 2013, adalah peserta kandidat Capres dalm konvensi Partai Demokrat. Tapi pada Pilpres 2014, Anies juga jadi timses Jokowi-JK, dan sempat masuk kabinet sebagai menteri pendidikan, pengritik keras kelompok radikal semacam FPI melalui gerakan merajut kebangsaan yang dibesut olehnya. Sekarang, Anies mendekat ke Prabowo, PKS, dan FPI, yang dulu pernah dikritik habis olehnya.
  5. Amien Rais juga tercatat pernah menentang Megawati menjadi presiden. Lalu dia  membuat manuver poros tengah menaikkan Gus Dur sehingga menjadi presiden. Di tengah jalan, Gus Dur digulingkan olehnya, dan berlanjut menaikkan Megawati sebagai presiden.
  6. Periode berikutnya (2004), Amien Rais nyapres melawan SBY dan Prabowo. Sekarang sudah beda, Amin kini bergandeng mesra dengan Prabowo yang pada zaman reformasi awal menjadikan Amien Rais sebagai target yang harus “diamankan” oleh Prabowo.
  7. Ali Muchtar Ngabalin, dalam Pilpres 2014 adalah "die-hard" nya kubu Prabowo yang paling sengit, dan lihai menyerang Jokowi. Hari ini, dia bergelayut manja di pelukan Jokowi.
  8. Tahun 2009, PKS adalah partai yang secara gila-gilaan menyerang Prabowo di saat Pilpres dan pilkada DKI 2012, sekarang PKS adalah sekutu utamanya partai Gerindra, yang didirikan Prabowo.
  9. PDI-P dan Gerindra juga pernah mesra menjadi oposisi rezim SBY yang disokong Golkar, PKS dan PAN. Sekarang? 
  10. Ratna Sarumpaet, di zaman Orba adalah musuh Soeharto. Sekarang dia bergandengan dengan Prabowo yang disokong penuh keluarga Cendana, keluarga Orba.
  11. Ahmad Dhani juga begitu. Dulu dia adalah musuh bebuyutan FPI hingga sempat mencipta lagu "Laskar Cinta" untuk nyindir (ngejek) FPI. Sekarang dia mah sering teriak takbir bersama laskar FPI. 

Intinya, tidak ada yang abadi dalam politik praktis kekuasaan. Yang ada hanyalah kepentingan. Everything is just a game (semuanya adalah permainan). Nikmati saja pertunjukkan atas permainan politik elit yang Anda lihat.

Baca juga: Prabowo Hanya Iman Hasil Quick Count Dikala Menang Saja.

Jangan memutus persahabatan dan persaudaraan demi junjungan politisi kalian yang besok, sehabis Pilpres, sudah kongkow bareng di balik panggung. Mereka mendapat kekuasaan, tapi kalian kehilangan persahabatan.



Tak perlulah memusuhi kawan dan kerabat yang berbeda pilihan Capresnya. Ingatlah, bila hidupmu susah, yang menolongmu bukan para elit politik itu, tapi kawanmu, tetanggamu, saudaramu. [dutaislam.com/ed/ab]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB