Rois Syuriah PWNU Jateng Ungkap Kesalahan Gerakan Khittah 26 NU
Cari Berita

Advertisement

Rois Syuriah PWNU Jateng Ungkap Kesalahan Gerakan Khittah 26 NU

Duta Islam #03
Sabtu, 30 Maret 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kiai Ubaidillah Shodaqoh. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com - Gerakan Khittah 26 NU yang dikompori Khoirrul Anam (Cak Anam) tidak patut untuk didengarkan. Pasalnya, gerakan mereka yang belakangan terus menguliti struktural PBNU menjadi bukti ketidaktulusan dalam berorganisasi.

"Siapa dulu yang meramaikan? Kalau yang meramaikan adalah orang yang tidak biasa di NU, yang tidak merasakan suka dukanya di NU, ya biarkan saja," kata Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah Kiai Ubaidillah Shodaqoh, Kamis (28/03/2019).

Gus Ubed, sapaan akrabnya, tidak terlalu peduli dengan gerakan Khittah 26 NU yang belakangan gencar menyerang struktur PBNU dan menilai telah keluar dari khittahnya. Menurut Gus Ubed, mereka bukan bagian penting dari NU itu sendiri.

"Kalau dia yang treck record nya berada di NU, dalam kepengurusan, baru bisa dipertimbangkan. Soalnya NU yang punya gawe, kok ada orang luar yang geger, ya kita gak usah ikut geger," katanya kepada dutaislam.com.

Namun, Menurut Gus Ubed, apa yang dilakukan Gerakan Khittah 26 NU dapat menjadi bukti untuk melihat ketulusan seseorang dalam berorganisasi, terutama di NU. Dalam organisasi, lanjut Gus Ubed, tidak hanya mengikuti keinginan satu orang. Melainkan keinginan sistem yang sudah disepakati bersama dalam organisasi.

"Andai kata saya dalam organisasi dan saya tidak cocok, karena itu sudah sistem, apapun harus saya ikuti. Kalau saya keluar dari sistem, namanya tidak organisasi lagi. Di situlah ujian dalam organisasi," jelasnya.

"Makanya untuk mendeteksi orang yang tulus di organisasi, ketika ada keputusan dan dia tidak cocok, lihat setelahnya. Kalau dia tidak ikut berarti tidak tulus," sambungnya.

Gus Ubed mengaku, memang mendengar mengenai sekelompok orang yang mempermaslahkan Khittah NU. Tapi sejauh pandangannya, gerakan tersebut tidak murni ingin NU ke Khittah.

"Isu tetang Khittah memang banyak sekali, tapi narikknya ke kelompok lain. Itu gak tak reken. Kepentingan politik semua. Sekarang yang dilasahkan dari khittah apa? apakah gara-gara orang NU, terus nggak bisa calon presiden gitu? tidak ada undang-undang ngono begitu. Apalagi kiai Ma'ruf sudah mengundurkan diri," katanya dalam bahasa Jawa halus.

Menurut Gus Ubed, warga NU memang harus berperan dalam politik. Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di kalangan bawah, seperti RT dan kepada desa. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB