PKS Klaim HSN, Gus Ishom: Tidak Kaget, Klaim Tidak Benar Sudah Sering Dilakukan
Cari Berita

Advertisement

PKS Klaim HSN, Gus Ishom: Tidak Kaget, Klaim Tidak Benar Sudah Sering Dilakukan

Duta Islam #03
Sabtu, 23 Maret 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kiai Ishomuddin. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com - Klaim Hari Santri 22 Oktober berkat usulan Hidayat Nur Wahid mendapat banyak bantahan. Bahkan, sebagian pihak tidak kaget dengan klaim tersebut karena PKS dinilai sudah sering membuat klaim yang tidak benar.

Bantahan salah satunya datang dari Kiai Ishomudin. Dalam artikel berjudul "PBNU Pengusul Hari Santri, Bukan PKS", Kiai Ishomuddin membantah klaim PKS.

"Saya tidak begitu terkejut membaca berita bahwa PKS mengklaim bahwa Hidayat Nur Wahid, petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), adalah orang yang mengusulkan agar tanggal 22 oktober ditetapkan sebagai Hari Santri." tulis Gus Ishom memulai artikelnya.

Gus Ishom tidak kaget karena menurutnya PKS sudah sering mmembuat klaim yang tidak benar. Tujuannya, tak lain untuk mendapatkan simpati dari umat Islam.

"Tidak kaget karena klaim tidak benar semacam itu juga sudah sering dilakukannya untuk menarik simpati umat Islam, khususnya kaum santri, sebagaimana sudah banyak orang yang tahu," tulisnya melanjutkan.

Dalam artikel sebanyak 11 pragraf tersebut, Gus Ishom meluruskan upaya pelencengan sejarah oleh PKS. Gus Ishom mengajukan argumen bahwa saat proses penetapan Hari Santri Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 2014 lalu tidak ada hubungannya dengan PKS.

Praktis hanya 12 ormas Islam seperti NU, Persis, Al-Irsyad, Perti, Al-Wasliyah, dan lain-lain yang menjadi pengusul ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Jadi, pengusul tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri jelas bukan PKS dan bukan pula Hidayat Nur Wahid, petinggi PKS itu.

"Keputusan Presiden yang menetapkan tanggal 22 Oktober tersebut sebelumnya telah mendapatkan dukungan dari para menteri terkait dan menimbang usulan yang ditandatangani oleh perwakilan dari 13 organisasi masa (ormas) Islam, kecuali Muhammadiyah yang enggan membubuhkan tanda tangannya karena menginginkan agar Hari Santri ditetapkan pada tanggal 1 Muharram, berbarengan dengan Tahun Baru Hijriah," katanya.

"Praktis hanya 12 ormas Islam seperti NU, Persis, Al-Irsyad, Perti, Al-Wasliyah, dan lain-lain yang menjadi pengusul ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Jadi, pengusul tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri jelas bukan PKS dan bukan pula Hidayat Nur Wahid, petinggi PKS itu" sambungnya. (Lebih lanjut mengenai bantahan Gus Ishom bisa dibaca: Membantah Klaim Serampangan PKS Soal Hari Santri 22 Oktober.)

Sebelumnya, melalui akun Facebook resminya, PKS mengklaim bahwa pengusul Hari Santri 22 Oktober adalah Hidayat Nur Wahid.

"Mari kita tengok ke belakang. Pengusul Hari Santri 22 Oktober adalah Dr. Hidayat Nur Wahid. Wakil Ketua MPR yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro PKS," tulis akun PKS, Kamis (21/03/2019).

"Sebelumnya Presiden Jokowi mengusulkan Hari Santri pada tanggal 1 Muharram. Lalu Dr Hidayat Nur Wahid mengusulkan Hari Santri dirayakan pada tanggal 22 Oktober, untuk mengenang sebuah peristiwa bersejarah bangsa : seruan Resolusi Jihad yang dikobarkan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari saat menanggapi invasi tentara Sekutu di Surabaya," tulis akun tersebut. [dutaislam.com/pin]


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB