Makam Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani setelah dan sebelum direnovasi. |
Demkian dikabarkan Ahmad Tsauri melalui status facebooknya, Kamis (21/03/2019). Tsauri menjelaskan, Makam Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani sudah terlantar selama puluhan tahun.
"Santri-santri Indonesia didikan para kiyai, diajari menghormati tapak tilas para ulama. Dimanapun berada, termasuk ketika mereka di Mesir," tulisnya.
Menjelaskan siapa Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tsauri mengatakan, beliau adalah syarih, komentator terbaik Sahih Bukhari.
"Dalam muqadimahnya, pengantar atas 23 jilid syarah Bukhari, beliau mengaku menyiapkan catatan, menulis dan mempresentasikan karyanya dihadapan ulama ternama, memakan waktu lebih dari 16 tahun sampai karya monumental itu selesai," terangnya.
Dia mengatakan, Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani merupakan pengikut madzhab Syafii dan madzhab aqidah Asy'ariyah Maturidiyah.
"Beliau saja yang hafal ratusan ribu hadis, membaca ribuan karya ikut ulama ko, gak langsung Quran hadis, ikut Imam Syafii dalam fiqih, ikut Imam Asyari dalam aqidah dan Imam Ghazali dalam tasawuf. Masa kamu tidak?," ujarnya.
Mengutip perkataan Maulana Habib Luthfi, Tsauri mengatakan, banyak faktor yang membuat negara-negara di Timur Tengah porak-poranda salah satunya sudah sangat kurang. "Nyaris tidak ada lagi penghormatan terhadap tapak tilas para wali-wali Allah para ulama yang Agung," katanya.
"Tidak seperti di Indonesia. Wallahu Al'lam. Kewajiban kita memuliakan ulama baik yang sudah wafat apalagi yang masih hidup," imbuh Tsauri. [dutaislam.com/gg]