Kesalahan Ustadz Tengku Dianggap Enteng, Kader MD: Tidak Sesederhana itu, Ferguso!
Cari Berita

Advertisement

Kesalahan Ustadz Tengku Dianggap Enteng, Kader MD: Tidak Sesederhana itu, Ferguso!

Duta Islam #03
Rabu, 06 Maret 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ustadz Tenku Dzulkarnain. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com - Salah satu kader Muhammadiyah yang kini menjabat sebagai Devisi Pendidikan dan Latihan di Muhammadiyah Disaster Menagement Center (MDMC) Ahmad Alim ikut berkomentar mengenai kesalahan tashrif dan koreksi Tengku Zulkarnain. Komentar tersebut dituliskan dalam bentuk status panjang di Facebooknya, Alim, Rabu (06/03/2019) malam. Tulisan itu berjudul "Shorof dan Restrukturisasi MUI".

"Kasus salah tashrif Tengku Zul bukan hal sederhana. Kesalahannya dikoreksi tapi koreksiannya juga salah. Sekali lagi, ini bukan hal sederhana. Ini persoalan kualitas kepengurusan MUI sebagai lembaga keagamaan yang konon menaungi umat Islam se-Indonesia," tulis Alim.

""Ah, itu masalah kecil", "itu salah redaksional saja", "masalah teks kecil jangan dibesar-besarkan". Ooo tidak sesederhana itu, Ferguso!," sambungnya.

Menurut lelaki yang mengambil Jurusan Anestesi, Resusitasi dan Terapi Intensif di Universitas Gadjah Mada ini, kesalahan dalam mentashrif sangat berpengaruh pada penafsiran teks suci Qur'an-Hadits sebagai  sumber utama ajaran Islam. Dan tentu, lanjutnya, berpengaruh pada seluruh rancang bangun ajaran Islam.

"Itu ilmu alat yang sangat mendasar, dipelajari sejak ibtida'iyah atau tsanawiyah. Bagaimana mungkin ulama yang duduk dalam Majelis Ulama dengan jabatan yang tidak main-main bisa tidak mengerti ilmu dasar itu?" paparnya.

Meski demikian, menurut Alim, sebenarnya tidak masalah bila tidak bisa Bahasa Arab masuk MUI. Tapi andai tidak tahu, maka tidak perlu membicarakan hal yang tidak ia kuasai tersebut. Dia mencontohkan, misalnya ahli kimia yang memang tidak tahu Bahasa Arab. Baginya, tidak jadi masalah masuk MUI, tapi khusus bagian pemeriksaan kehalalan suatu zat. Sebaliknya, bukan jadi bagian fatwa atau wasekjen.

Bagi orang yang tidak tahu ilmu agama, lanjut Alim, tidak perlu kemana-mana mendaku sebagai ulama dengan gelar KH di depan namanya.

"Ini bukan dumeh pernah belajar Bahasa Arab. Bukan pula urusan politik. Ini persoalan penyerahan persoalan/nasib umat Islam ke tangan MUI, yang ternyata di dalamnya ada orang-orang under-qualified," katanya.

Atas dasar itu, menurut Alim, sudah saatnya MUI melakukan restrukturisasi kepengurusan.

"Atau malah langkah awal pengembalian mandat MUI ke tangan ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU," imbuhnya.

Tulisan Alim mendapat tanggapan dari Putri Musthofa Bisri Ienas Tsuroiya.

"Pendapat seorang teman, kader muda Muhammadiyah ini, cukup masuk akal sih menurut saya. Menurut kamu gimana gaes?" tulis istri Ulil Absor Abdallah ini di akun Twitternya, Rabu (06/03/2019).[dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB