Jawaban Nabi Saat Ditegur Sahabat Karena Berdiri Ketika Jenazah Orang Yahudi Lewat
Cari Berita

Advertisement

Jawaban Nabi Saat Ditegur Sahabat Karena Berdiri Ketika Jenazah Orang Yahudi Lewat

Duta Islam #03
Senin, 04 Maret 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Orang-orang Yahudi. Foro: Istimewa.
DutaIslam.Com - Sahabat berkata : Kami pernah bersama Nabi.  Tiba-tiba ada jenazah orang lewat. Nabi berdiri. Kami katakan : “Nabi, itu jenazah orang Yahudi ?”

Nabi berkata: “Ya, tetapi bukankah ia adalah jiwa (manusia?).”

Hadis ini sahih.

Diposting Pendiri Fahmina Institute Cirebon sekaligus Ketua Yayasan Fahmina dan Pengasuh Pesantren Dar Al Tauhid Kiai Husen Muhammad di akun twitternya 1 Februari 2019 lalu.

Nabi Muhammad adalah uswahtun hasanah. Apa yang dilakukan Nabi berdasarkan ajaran Allah di dalam Al-Qur'an. Allah yang mengatakan langsung bahwa akhlak Nabi Muhammadiyah adalah Al-Qur'an. "Kaana khuluquhu Al-Qur'an (akhlak Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an," kata Allah.

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad menunjukan kemuliaan akhlak beliau. Tidak hanya kepada umat Islam, tetapi juga non Muslim. Bahkan kepada jenazahnya sekalipun.

Nabi Muhammad sadar, entah muslim atau bukan, entah Yahudi atau Nasrani, biar bagaimana pun, semuanya adalah manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Maka, menghormati manusia, apapun agama dan keyakinannya, bagian dari menghormati dan mengangungkan ciptaan Allah.

Allah telah dengan tegas mengatakan bahwa Allah memiliki kemampuan untuk membuat umat menjadi satu (ummata waahida) jika Allah menginginkannya. Tetapi Allah tidak menginginkan. Allah tidak melakukannya karena dibalik keragaman ada rahasia dan itulah kekuasaan Allah.

Allah sengaja menciptakan manusia berbeda-beda, dari suku hingga agama, semuanya untuk saling mengenal satu sama lain.

Jika isyarat ini dipahami dengan benar maka tidak akan ada caci maki dan benci membenci satu sama lain, baik se agama maupun tidak seagama. Cacian kepada orang lain menunjukkan rendahnya pengetahuan. Kita harus belajar pada sejarah dan teks-teks agama klasik sehingga mengetahui betul apa yang telah dipraktekkan dan dicontoh Nabi Muhammad.

Namun, memahami teks harus juga disertahi dengan pengetahuan yang benar dan terbuka. Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam yang tak lekang oleh zaman.

"Sudah saatnya kita memahami kembali (reinterpretasi) teks-teks keagamaan kita secara lebih terbuka (inklusif), dari tekstual ke kontekstual, dari tafsir ke takwil, dari konservatifisme ke progresifisme, dan dari langit ke bumi. Jika tidak, kita akan semakin ditinggalkan zaman," kata Kiai Husen Muhammad.

Jika umat Islam tidak demikian, maka ada konsekuensi yang harus ditanggung.

Jika kita tidak mau berpikir atau bahkan anti intelektualisme, maka kita harus menerima ketertinggalan dan keterpurukan nasib. Kita akan terus  termarjinalkan. Kita menjadi konsumen produk intelektual dan teknologi orang lain. Ini merupakan konsekuensi paling logis yang harus ditanggung," kata Kiai Husen Muhammad lagi.

Semua dari kita barangkali sudah tahu bahwa zaman terus berkembang, teknologi terus berinovasi, tetapi di sini kita masih sering ribut soal kata-kata "kafir" diganti "non Muslim". [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB