Prabowo Subiyanto mengendarai mobil pinjaman Chep Hermawan di Cianjur belum lama ini. Foto: Istimewa. |
Chep Hermawan pernah diperiksa polisi karena dugaan terkait ISIS. Dilansir dari detik.com, berikut ini adalah rekam jejak Chep Hermawan.
Pada 2008, Chep mengaku pernah bertemu beberapa kali dengan terpidana kasus terorisme Amrozi di LP Nusakambangan. Chep pernah meminta jenazah Amrozi tidak disalatkan dan dimandikan karena dinilainya sebagai simbol jihad.
"Bila toh Amrozi cs mati oleh regu tembak, biarkan mereka dikubur di liang lahat dengan kondisi berlumuran darah, tidak perlu disalatkan ataupun dimandikan," ujar Chep kepada wartawan pada 26 Agustus 2008.
Enam tahun berselang, pria yang mengaku sebagai Presiden Regional ISIS Indonesia ini ditangkap pada Selasa (12/8/2014) di Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Ia ditangkap bersama 6 orang lainnya. Polisi turut mengamankan 1 bendera ISIS, 1 bendera GARIS, 8 buah topi bersimbol ISIS, dan 4 kaus bersimbol ISIS dari ketujuhnya, termasuk Chep.
Saat dimintai konfirmasi, Chep mengaku hanya dititipi atribut ISIS oleh seorang narapidana yang berada di Lapas Kembang Kuning Nusakambangan. Menurut dia, barang tersebut merupakan titipan dan bukan miliknya. Barang berupa atribut ISIS tersebut dititipkan oleh sahabatnya untuk dibawa keluar dari Nusakambangan.
"Kami dapatkan dari lapas, saya tidak tahu. Saya ke Lapas Pasir Putih yang lain ke Lapas Kembang Kuning, nah yang dari Kembang Kuning ini dititipin sama salah satu narapidana di sana namanya Ustaz Aman," jelas Chep kepada wartawan di Mapolres Cilacap, Rabu, 13 Agustus 2014, dini hari.
Meski kedapatan membawa atribut ISIS dan mengklaim menjabat Presiden ISIS Indonesia, ia mengaku tidak pernah menjalankan organisasi tersebut. Chep mengaku hanya mengurus organisasi GARIS yang ia ketuai.
"Di ISIS memang teman-teman menginginkan saya sebagai pimpinan regional Indonesia. Saya terima tapi tidak berjalan sampai sekarang. Aktivitas saya setiap hari ya ngurus perusahaan kemudian organisasi GARIS, kalau ISIS malah belum tahu arahnya ini mau gimana," kata Chep di Mapolres Cilacap.
Pada 2017, GARIS diduga sebagai sel-sel baru Jamaah Ansharut Daulah (JAD) menyusul penangkapan 4 terduga teroris yang hendak menyerang kantor polisi di Cianjur dan Sukabumi. Chep membantahnya.
"Saya tahu mereka dulu memang pernah bergabung dengan GARIS. Tapi, karena aksi dan pemikiran mereka yang nyeleneh, akhirnya kita minta mereka keluar dan saya larang lagi bergabung dengan GARIS," kata Chep saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (13/7/2017).
Nama Chep dan GARIS kembali menjadi perbincangan di masa kampanye Pilpres 2019 setelah mobil berpelat nomor B-264-RIS milik Chep dipinjamkan kepada Prabowo. Chep memang mengakui meminjamkan mobil itu ke Prabowo tapi menolak dikaitkan dengan ISIS. Saat ini Chep menyatakan dirinya lebih dikenal oleh warga Cianjur sebagai pengusaha yang gemar melakoni kegiatan sosial di wilayah Cianjur. [dutaislam.com/pin]