![]() |
Mentri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin. Foto: Istimewa. |
Hal ini disampaikan Mentri Agama Lukman Hakim Saifuddin. "Itu juga yang ditanyakan salah satu mahasiswa FIB-UI. Islam Nusantara bukan sesuatu yang baru. Islam Nusantara adalah penerapan nilai-nilai Islam di Indonesia," ujar Lukman saat memberikan Kuliah Umum di hadapan mahasiswa FIB-UI, Depok, dilansir dari akun resmi Twitter Kementrian Agama RI, Selasa (19/02/2019).
Menurut Lukman, agama dan budaya sama penting dan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Agama tidak bisa diimplementasikan tanpa budaya. Sebaliknya, pengembangan budaya harus dipandu nilai agama.
"Beragama perlu menggunakan rasa. Agar agama tidak justru jadi alat merendahkan manusia. Demikian juga budaya. Jika tidak dilandasi rasa, maka kebiasaan yang membudaya bisa menjadi kering dan mencerabut nilai kemanusiaan. Mari kembangkan rasa agar tetap terjaga pada diri manusia," ujar Lukman.
Lebih lanjut menurut Lukman, keragaman pandangan dalam Islam muncul antara lain karena empat hal, yaitu kehendak Allah, teks Al-Quran yang multitafsir, keterbatasan manusia dalam memahami Al-Quran, dan keragaman konteks.
Lukman juga menggarisbawahi posisi Islam yang bisa dilihat secara eksoteris dan esoteris. Menurutnya, pada sisi luar (eksoteris), banyak keragaman pandangan dalam Islam. Tapi pada sisi dalamnya, banyak nilai-nilai universal dan substantif yang sama.
"Misalnya, keadilan, kebenaran, ikhlas, dan lainnya," imbuhnya. [dutaislam.com/pin]
