Gejala Depresi Agama, Bentuk Kesalahan dalam Menyerap Ajaran Agama
Cari Berita

Advertisement

Gejala Depresi Agama, Bentuk Kesalahan dalam Menyerap Ajaran Agama

Duta Islam #03
Senin, 25 Februari 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Foto: Istimewa.
Dutaislam.Com - Fenomena perang urat syaraf yang berujung pada penistaan, caci maki, bahkan kekerasan fisik yang dibungkus dengan agama dapat mengancam persatuan bangsa dan mendesepsi ajaran agama Islam yang sebenarnya. Tahun politik yang panas harus disikapi dengan dingin oleh segenap umat beragama di Indoensia agar persatuan indonesia tetap terjaga.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, sebagian elemen masyarakat saat ini begitu berlebihan mengekspresikan keberagamaanya. Mereka melakukan aksi yang justru bertentangan dengan esensi agama.

Menag menegaskan, agama pada prinsipnya menjaga kemuliaan manusia yang sudah termaktub secara eksplisit dalam al-Qur’an. Agama juga tidak mungkin mensegregasi. Tetapi menyatukan, merangkul, dan mengayomi semua elemen manusia tanpa terkecuali.

“Aksi kontra humanisme, seperti penistaan, caci maki, bahkan kekerasan yang mengusung ajaran agama adalah bentuk kesalahan menyerap ajaran agama” ujar Lukman Hakim dalam Talkshow Rapat Pimpinan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama di Hotel Alana, Sentul, Bogor (21/01/2019) lalu.

Menurut Lukman, salah satu pagar yang menjaga keberagamaan di Indonesia adalah pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama. Titik utama yang penting diberi fokus perhatian terkait perilaku beragama adalah pendidikan Islam.

"Saat ini Kemenag menaungi 78.000 madrasah, 28.100 pondok pentren, dan 770 perguruan tinggi Islam. Dari lembaga-lembaga inilah ajaran agama yang murni disampaikan," ujarnya.

Dia melanjutkan, dengan pendidikan seseorang akan memiliki cara pandang yang waras dan memiliki nilai-nilai. Bagi pegiat pendidikan, mulai birokrasi hingga guru dan tenaga pendidikan jangan menganggap peran ini hanya pekerjaan.

"Mereka adalah orang-orang yang membangun peradaban Indonesia. Bila hanya dianggap pekerjaan, mesin bisa menggantikannya lebih baik. Tetapi kita pada dasarnya sedang membentuk manusia Indonesia,” ujar Menag dilansir dari ltnnujabar.or.id. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB