Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 159, Asas Demokrasi
Cari Berita

Advertisement

Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 159, Asas Demokrasi

Duta Islam #04
Selasa, 19 Februari 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kandungan Surat Ali Imran Ayat 159
Asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 159  berkaitan dengan asas demokrasi. Asas tersebut meliputi persoalan sikap terbuka, toleran dan permusyawatan.

Dutaislam.Com - Asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 159 menjadi dasar dalam mengarungi kehidupan berbangsa dan bernegara. Asas yang terkandung dalam Surat Ali Imran ayat 159 sangat relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang multikultural.

Kandungan asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 159  merupakan kunci dalam membentuk  pribadi muslim yang negarawan. Sebab, kandungan asbabun nuzul Surat Ali  Imran ayat 159 mengajarkan nilai-nilai demokratis.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS. Ali Imran: 159)."

Menurut Imam Ibnu Abbas berhubungan dengan kisah Rasulullah saat perang badar. Pada waktu itu, pasca perang Badar Nabi Muhammad SAW mengajak musyawarah Abu Bakar dan Umar bin Khattab terkait para tawanan perang Badar.

Sahabat Abu Bakar memberikan usulan kepada Rasulullah agar para tawanan dikembalikan kepada keluarganya dengan membayar sejumlah tebusan. Sedangkan Umar berpendapat agar para tawanan perang dieksekusi dan yang mengeksekusi adalah keluarga mereka sendiri.

Menanggapi usulan dua sahabtnya, Rasulullah mengalami kesulitan dalam memutuskan pendapat siapa yang akan digunakan. Kemudian, turunlah Surat Ali Imran Ayat 159 yang mengafirmasi pendapat sahabat Abu Bakar Shidiq  (HR.Kalabi) (Depag, Al-Quran Tafsir Perkata, 2011).

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 159 

Jika melihat asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 159, Surat Ali Imran  ayat 159 membincang persoalan serta asas demokrasi. Dalam ayat tersebut dijelaskan asas dan etika tentang musyawarah.

Rasulullah mengajarkan kepada umat Islam agar senantiasa melakukan musyawarah dalam memutuskan sesuatu. Terlebih lagi, permasalah yang dihadapi berkaitan dengan hajat orang banyak. Sebab, manusia hidup mempunyai keinginan masing-masing, sehingga perlu adanya titik temu lewat musyawarah.

Dalam persoalan dunia, Rasulullah senantiasa melakukan musyawarah dalam menyelesaikannya. Beliau selalu terbuka terhadap segala masukan dari para sahabatnya. Misalnya, perihal tahanan perang, persolan strategi perang dan masalah-masalah sosial lainnya.

Berbeda dengan persoalan ibadah. Dalam hal ini, Rasulullah berlandaskan wahyu dari Allah SWT. Jika Allah SWT belum menurunkan wahyunya, maka Rasulullah tidak akan berani memutuskan.

Mengacu pada kandungan Surat  Ali Imran ayat 159, etika dalam bermusyawarah dapat dikategorikan sebagai berikut.

Pertama, bersikap lapang dada. Sikap lapang dada merupakan kunci dalam bermusyawarah. Sebab, jika dalam bermusyarah kita bersikap kasar dan egois, maka tidak akan mencapai titik temu.

Di samping itu, sikap lapang dada akan menghantarkan seseorang mampu berpikir logis dan bijaksana. Sehingga, keputusan-keputusan yang dihasilkan akan tepat. Cerminan orang yang memiliki sikap lapang dada, ia akan menerima segala keputusan musyawarah denga ikhlas meskipun pendapat pribadinya tidak disetujui peserta musyawara.

Kedua, bersikap saling memaafkan. Ketika bermusyawarah, sikap saling legowo harus dikedepankan oleh semua pihak. Tentunya, dalam musyawarah persilangan pendapat tidak dapat dihindari. Namun, perbedaan pendapat tersebut seyogyanya hanya dalam ruangan musyawarah saja, tidak sampai dibawa ke ranah permusuhan.

Surat Ali Imran ayat 159 secara tegas mengingatkan agar saling memamaafkan (fa'fu 'anhun). Artinya, perselisihan pendapat tidak boleh dijadikan faktor terputusnya silaturahim.

Ketiga, bersikap terbuka. Musyawarah bukanlah ajang untuk mencari siapa yang menang. Melainkan untuk mencari solusi yang bisa diterima semua pihak.

Dalam musyawarah, semua mempunyai hak yang sama untuk berpendapat. Kalau pendapat yang kita usulkan ditolak oleh peserta lain, maka sikap kita harus legowo. Kita harus berpikiran terbuka bahwa pendapat kita kemungkinan bukan yang terbaik untuk semua orang.

Keempat adalah tawakal kepada Allah SWT. Setelah melalui tahap ikhtiyar dengan melakukan musyawarah, hendaknya seorang muslim bertawakal kepada Allah SWT. Hal itu dianjurkan agar kita senantiasa diberi kekuatan dalam menjalankan hasil keputusan musyawarah dengan konsisten dan tanggung jawab.[dutaislam/in]

Artikel dutaislam.com

Demikian penjelasan Asbabun nuzul Surat  Ali Imran ayat 159 tentang asas demokrasi. Adapun asbabun nuzul Surat  Ali Imran ayat 134 tentang tiga karakter orang bertakwa, silahkan baca di artikel berikutnya.

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB