Tanggapan Serius PWNU DKI Soal Tuduhan Anti Kalimat Tauhid
Cari Berita

Advertisement

Tanggapan Serius PWNU DKI Soal Tuduhan Anti Kalimat Tauhid

Duta Islam #03
Senin, 17 September 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Bendera Liwa Rayah. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com - Dilansir dari NU Online, Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Taufik Damas menanggapi tuduhan sekelompok orang terhadap GP Ansor dan NU secara umum perihal antikalimat tauhid. Menurutnya, tuduhan yang dialamatkan kepada GP Ansor dan NU secara umum itu tidak berdasar.

Ia menjelaskan bahwa warga NU dan aktivis GP Ansor-Banser sangat menghormati kalimat tauhid karena kalimat tauhid merupakan kalimat suci yang dengannya seseorang mendapatkan status mulia, keimanan.

Ia menambahkan bahwa warga NU dan aktivis GP Ansor-Banser juga mencintai kalimat tauhid. Bahkan, pendukung ahlussunnah wal jamaah ini juga mencintai pelafalan kalimat tauhid yang kemudian dikemas dalam bentuk upacara tahlilan.

Mereka, kata Kiai Taufik, meyakini sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa lafal zikir yang paling utama adalah kalimat tauhid, yaitu lafal tahlil.

“Dari dulu orang Islam di sini tahu bahwa kalimat tauhid adanya di dalam hati dan pikiran. Pada momen tertentu, kalimat tauhid wajib diucapkan seperti dalam shalat. Bisa juga dijadikan sebagai wirid atau dibaca dalam tahlilan,” katanya, Sabtu (15/09/2018)

Sementara kalimat tauhid yang tertulis di bendera, spanduk, selebaran, dan lain-lain itu sudah lain cerita karena sudah jadi alat politik. Kalimat tauhid yang tertulis di pelbagai wadah itu digunakan untuk kepentingan politik sekelompok orang.

“Politik itu profan (tidak sakral): bisa diterima dan bisa ditolak. Jadi biasa-biasa saja,” kata Kiai Taufik.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memasukkan kata “profan” dengan makna “tidak bersangkutan dengan agama atau tujuan keagamaan; lawan sakral; tidak kudus (suci) karena tercemar, kotor, dan lain sebagainya; tidak suci; tidak termasuk yang kudus (suci); dan bersifat duniawi.

“Jika Anda menuduh orang lain antikalimat tauhid, berarti otak Anda sedang keracunan hingga tak mampu membedakan antara politik dan agama,” kata Kiai Taufik.

Ia mengatakan bahwa kalimat tauhid itu sakral karena bagian paling penting dalam Islam. Kalimat tauhid merupakan fondasi utama dalam beragama.

“Ketika Anda menjadikannya sebagai alat politik, jangan-jangan justru Anda yang sedang merendahkannya,” kata Kiai Taufik. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB