Ustadz Abdul Somad. Foto: Istimewa. |
"Kita tidak punya tim untuk ongkosi orang, ini uang tolong survei ke sana, tidak ada itu. Kita enggak punya uang untuk itu, enggak ada itu. Kita tak punya manajemen, kita bukan perusahaan, bukan artis," kata UAS dilansir dutaislam.com dari viva.co.id.
UAS mengaku tak punya tim resmi. Jamaah yang datang dengan rompi hitam bertuliskan Ustad Abdul Somad dan memakai topi kalimat tauhid disebutnya sahabat dakwah. Bahkan kata UAS, orang itu tak dibayar, termasuk ongkos ke Jepara. Dia memakai uangnya sendiri buat ongkos, mobil sendiri, dan tiket pesawat sendiri. Kata UAS juga, orang itu jamaah yang mulanya tidak begitu mengenal Islam dan tahu UAS dari media sosial.
"Setelah kenal pengajian ini lewat internet, mereka cari kita, akhirnya kita silaturahim, lalu mengikhlaskan sendiri, dengan uang sendiri, ongkos sendiri, mobil sendiri, tiket pesawat sendiri, datang ke sana," ucap UAS.
Soal tim resmi, pengakuan UAS tidak selaras dengan pemberitaan media selama ini. Misalnya, berita yang dirilis oleh pojoksatu.id ketika memberitakan penipuan yang mengatasnamakan UAS pada Januari 2018 lalu. Berita pojoksatu berjudul “Ustadz Abdul Somad Dipakai Menipu, Ini Klarifikasi Manajemen”
Pojoksatu.id merilis berita tersebut berdasarkan postingan akun Resmi UAS.
“Komunikasi untuk undangan Kajian tidak pernah kami lakukan melalui Messenger / inbox Facebook, atau DM di Instagram dan Twitter. Urusan penjadwalan sudah diamanahkan kepada tim resmi,” tulisnya, Rabu malam (17/01/2018).
Saat berita tersebut dirilis tidak ada klarifikasi dari UAS soal pemakaian kata “menejemen” oleh pojoksatu.id. Sementara dalam klarifikasi UAS di atas, UAS menyebut kata “tim resmi”.
Jadi yang mana yang benar? Apakah UAS punya menejemen atau hanya tim resmi. Atau hanya “sahabat dakwah” sebagaimana disebutkannya, yang tidak dibayar dan menggunakan ongkos sendiri? Apa bedanya menejemen dan tim resmi atau sahabat dakwah?
Silahkan dicari tahu sendiri. [dutaislam.com/pin]