Kumpulan Kata Bijak Habib Luthfi bin Yahya
Cari Berita

Advertisement

Kumpulan Kata Bijak Habib Luthfi bin Yahya

Duta Islam #03
Kamis, 20 September 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Habib Luthfi bin Yahya. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com – Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan dikenal sebagai ulama yang tegas. Terutama dalam hal membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari kalangan kaum radikal yang anti terhadap NKRI.

Namun demikian, untaian-untaian kata Habib Luthfi selalu bermuatan ilmu yang dapat membuat jamaahnya hanya bisa menunduk takdzim atas dawuh-dawuhnya.

Berikut ini beberapa untaian kata Habib Luthfi bin Yahya yang bisa kita jadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari

1. "Perselisihan para ulama fiqih ibarat biji mangga, tumbuh bercabang kemudian menumbuhkan ranting, dari ranting kemudian muncul dedaunan dan buah-buahan yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda.”

2. “Rahasia Allah terletak pada
makhlukNya.”

3. “Sesama wali quthub meski memiliki pangkat kewalian yang sama tetapi memiliki sirr atau rahasia yang berbeda. Salah satu hikmahnya adalah agar tidak ada kecemburuan diantara makhluk Allah.”

4. “Jangan sekali-kali melupakan guru yang telah mengenalkanmu dzahir-dzahir syariat, terlebih guru mursyidmu yang telah membimbing-mu menuju Allah.

5. “Salah satu sebab kenapa aku memperoleh derajat terhormat saat ini adalah karena aku sangat menghormati guru-guruku.”

6. “Rizki itu ada dua, Tajrid dan Kasbi. Rizki Tajrid diperoleh tanpa melalui ikhtiar, inilah karunia yang Allah berikan kepada para auliya' (kekasih Allah). Sedang rizki Kasbi didapat melalui proses ikhtiar.”

7. “Rizki itu ibarat tangki mobil, sudah ada takarannya gak bisa dilebihkan atau dikurangi. Kalau dilebihkan bisa-bisa luber dan kalau dikurangi bisa-bisa pengemudi tidak sampai ketujuan.”

8. “Jangan kau akui keilmuan seorang alim yang suka mencerca para auliya’ dan ulama.”

9. “Qana’ah dan zuhud adalah pakaian tani yang kita gunakan untuk menggarap lahan disawah,pelindung dari kotoran-kotoran dan lumpur yang bisa menodai tubuh kita dikala menggarap lahan. Begitulah kaum sufi memandang dunia, mereka tetap bekerja, ikhtiar mencari rizki dengan bersikap qana’ah dan zuhud agar kotoran dunia tidak mengotori hati mereka yang bersih.”

10. “Anda keliru jika menyangka para ulama sufi tidak kaya. Al-Imam Abul Hasan asy-Syadzili memiliki empat ekor kuda paling mahal di masanya, kereta kudanya memiliki dua roda yang dihiasi mutiara dan batu mulia, tapi tidak sedikitpun kemegahan kereta kuda itu mengisi relung hatinya. Bahkan ketika ada orang yang takjub akan kemegahan kereta kudanya dan sangat menginginkan apa yang dimiliki sang sufi, asy-Syadzili lantas memberikan kereta kudanya untuk orang tersebut.”

11. “Tidak usah memikirkan kekeramatan, yang penting kalian mendalami sekaligus mengamali secara benar dzahir-dzahir syariat.”

12. “Aku tidak pernah belajar komunikasi dengan arwah di alam barzakh. Aku bisa karena memiliki
mahabbah (kecintaan) kepada meraka. Ilmu seperti itu tidak usah dipelajari, berbahaya, karena kalian belum bisa membedakan mana arwah para wali dan mana arwah yang merupakan jelmaan iblis.”

13. “Hikmah di balik tanaman yang diletakkan di atas kuburan adalah untuk meringankan adzab si ahli kubur. Karena selama tanaman itu masih hijau, dia (tanaman) bertasbih memujiNya. Hal inilah yang menjadi sebab turunnya rahmat diringankan siksaan si ahli kubur.”

14. “Kasihsayang seorang wali itu sama seperti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, bahkan mereka rela menanggung adzab yang turun di umat mereka. Begitulah sifat para auliya ’.”

15. “Rahmat turun karena sebab ikhtiar. Contoh: sakinah, mawaddah dan rahmah akan muncul jika seseorang sudah ikhtiar untuk menikah.”

16. “Qudrat dan iradat Allah Swt. ditunjukan pada tiap makhluk yang telah Dia ciptakan.”

17. “Make up orang mukmin ialah bekas sujud yang memancar dari wajahnya.”

18. “Maksiatnya Nabi Adam As. merupakan tarbiyah Allah Swt. kepada Nabi Adam As. agar kelak jangan mengulangi perbuatan tersebut.”

19. “Hikmah diperoleh setelah penalaran yang mendalam. Hikmah juga mengajarkan seseorang untuk bersikap sabar.”

20. “Demi menghormati Abdullah bin Umi Maktum, Rasulullah Saw. selalu berdiri tiap kali ada orang buta yang lewat dihadapan beliau.”

21. “Berpalingnya Rasulullah Saw. dari Abdullah bin Umi Maktum membuat beliau ditegur oleh Allah Swt. dengan cara yang halus yaitu dengan dhamir ghaib : “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling”, bukan dengan dhamir mukhathab: “Kamu (Muhammad) bermuka masamdan berpaling”, (QS. ‘Abasa ayat 1). Hal ini adalah bentuk pendidikan sekaligus perintah Allah kepada Rasulullah Saw. untuk menyampaikan dakwah, terlepas dari diterima atau tidaknya dakwah Rasulullah Saw., sebagai kewajiban beliau selaku utusan Allah sekaligus menekankan bahwa hak Allah Swt. adalah memberikan hidayah pada siapa saja yang Dia kehendaki.”

22. “Salah satu penyakit hati yang berbahaya adalah hasud. Hasud jika dikombinasikan dengan sifat ghaflah atau lalai akan memunculkan sikap sombong.”

23. “Hasad dan marah adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain.”

24. “Segala sesuatu memiliki batasan, termasuk kesabaran. Jika sabar tidak memiliki batas, mungkin Kanjeng Nabi Saw. akan diam saja dan tidak akan memerangi kaum kafir di Perang Badar.”

25. “Bersabar tidak boleh menuruti hawa nafsu tapi harus dengan ilmu.”

26. “Aku (Oki Yosi) pernah bertanya kepada Abah: “Bagaimanakah cara kita mengetahui keinginan yang semata-mata karena Allah dan keinginan yang bersumber dari nafsu?

27. ”Beliau Habib Luthfi bin Yahya menjawab: “Bagi saja keinginan itu menjadi dua, satu untuk akal dan kedua untuk ilmu. Akal sebagai hakim dan ilmu alat untuk menganalisa dengan hati sebagai rajanya yang akan mendorong keinginan kita bertindak semata-mata karena Allah.”

Keterangan:
Disarikan dari pengajian rutin al-‘Arif Billah Maulana al-Habib M. Luthfi.

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB