![]() |
Banser saat Apel Kebangsaan. (Foto: istimewa) |
Dalam berita tersebut, Suaranasional.com mengambil tiga narasumber yang disebutnya anggota Banser, yaitu anggota Banser Kabupaten Kudus Kang Saad (43), dari Welahan Demak Nasih (35), dan dari Sayung Demak Yatno (33). Berikut isi berita selengkapnya:
Beberapa anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menolak untuk dikirim ke Papua menghadapi Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Suaranasional mendapat sebagaian jawaban seperti itu melalui sebuah wawancara. Anggota Banser Kabupaten Kudus Kang Saad (43) tidak setuju dikirim ke Papua. “Itu tugas TNI dan Polri bukan Banser,” ungkapnya.
Kang Saad yang sehari-hari berprofesi sebagai guru madrasah ini menilai opini yang meminta Banser dikirim ke Papua sebuah pembodohan dan ingin mencitrakan sayap kepemudaan NU itu buruk.
“Ini hanya perang opini dan tidak perlu ditanggapi. Kalau menanggapi sama gilanya,” jelasnya.
Anggota lainnya dari Welahan Demak Nasih (35) mengatakan, opini yang meminta Banser dikirim ke Papua itu upaya mencitrakan buruk. “Kita cinta tanah air, tetapi tidak harus berperang melawan OPM. Ada UU yang mengatur,” paparnya.
Yatno (36) anggota Banser dari Sayung Demak tidak mempermasalhkan sayap kepemudaan NU Itu dikirim ke Papua. “Kami siap saja, tentu ada persiapan khusus mulai fisik maupun rohaniah seperti amalan-amalan doa untuk keselamatan,” pungkasnya.
Setelah ditelusuri, Senin (10/09/2018), dari keterangan Ansor Kudus, Sahabat Arif Muta'in dan Sahabat Saiful Anas, Suaranasional.com ternyata suka mencatut narasumber ketua Ansor kudus, Sahabat Sarmanto.
![]() |
Sahabat Syafiq, Banser Mijen, Demak. |
Di Sayung, Kang Syafiq juga menyatakan tidak ada Banser bernama Yatno (36) seperti dikutip Suara Nasional.
"Nama yang tercantum dalam berita tersebut adalah nama fiktif," tutur Syafiq, mantan ketua IPNU PC Demak yang Banser Mijen. [dutaislam.com/gg]
