Bahaya Mengancam, PCNU Banyuwangi Harap Penambang Belerang Dapat Jaminan Keselamatan Kerja
Cari Berita

Advertisement

Bahaya Mengancam, PCNU Banyuwangi Harap Penambang Belerang Dapat Jaminan Keselamatan Kerja

Duta Islam #02
Jumat, 03 Agustus 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
LAZISNU Banyuwangi berikan bantuan kepada penambang belerang di Dusun Plampang, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro. 
DutaIslam.Com - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyuwangi melalui LAZISNU terus berikhtiar hadir di tengah-tengah masyarakat yang belum beruntung. Ahad (29/07/2018), sekitar 54 paket bantuan diserahkan langsung kepada penambang belerang di Dusun Plampang, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro.

Di sela-sela pendistribusian paket bantuan, ada cerita pilu dari beberapa penambang. Di antaranya Nur Sodri. Laki-laki yang sudah menambang sejak tahun 1989 ini bercerita sebenarnya dia menyadari dengan seluruh bahaya yang selalu mengancam dirinya setiap saat. 21 km antara rumah dan tempat menambang tiap hari menjadi jarak yang harus ditempuh. Debu, bebatuan, jalan terjal, dan kotoran panas: di lokasi mematikan - di kawah gunung berapi aktif di Jawa Timur ini, dirinya mempertaruhkan nyawa untuk menyambung hidup keluarganya.

Hal pertama harus dihadapi Nur Sodri adalah suhu yang panas di kawah sedalam 200 meter di puncak gunung berapi berketinggian 2.600 itu. Pasalnya, air kawah merupakan danau asam sulfat terbesar di dunia. Selain itu, dengan panas 200 derajat, gas belerang terlihat memunculkan warna kebiruan. “Sebenarnya ada gas beracun dari kawah yang berbahaya, tapi kita sudah hafal. Kalau mau keluar gasnya sudah ada tanda-tandanya,” jawabnya dengan enteng sambil menahan sedih yang ia rasakan. Menurutnya, dengan berbekal kaos yang ia lilitkan ke hidung cukup menahan pekatnya asap yang ada.

Para pekerja tambang belerang di Ijen menyalurkan sulfur keluar dari celah-celah melalui pipa dalam tambang dan mendinginkannya. Kemudian, senyawa ini mengeras dan berwarna kekuningan, barulah belerang dikumpulkan di suatu tempat. “Untuk harganya sekarang Alhamdulillah sudah naik mas, per 1 kg dihargai seribu rupiah dari harga semula 750 rupiah. Sementara untuk setiap harinya, saya bisa memikul 55 kg. Alhamdulillah sekarang sehari dapat 55ribu mas,” ujarnya.

Saat ditanya apakah cukup penghasilannya untuk menghidupi keluarga, pihaknya hanya tersenyum. “Sebenarnya bisa sehari dapat 100 ribu lebih. Hanya saja, saya kuatnya hanya sekali naik turun sekitar 4-6 km jalur pendakian di gunung berketinggian 2.600 m, tapi bagi teman-teman penambang lain yang kuat sehari 2 kali naik turun ya bisa dapat 100ribu,” katanya.

Untuk sekitar 100 ribu rupiah, lebih dari seratus orang setiap hari bekerja di bawah gunung berapi ini. Namun, banyak juga penambang yang mencari peruntungan lain. Misalnya, jika Ijen sedang ramai pendaki, penambang belerang akan menawarkan jasa menarik troli kepada pengunjung yang ingin lebih praktis dalam mendaki. “Upahnya lumayan, pernah waktu itu menjadi guide sekaligus menarik troli selama 4 hari dikasih uang 700ribu. Tapi ya lebih capek karena yang ditarik di atas troli adalah manusia,” pungkasnya.

Sementara itu,  Wakil Ketua PCNU Banyuwangi Arif Fauzi, MH berharap nantinya para pekerja harus mendapatkan Jaminan Keselamatan Kerja dari perusahaan. Pasalnya, hal ini penting karena keselamatan dan kesehatan kerja adalah istilah dalam dunia kerja yang menjadi patokan bagi pengusaha dan pekerja untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. “Di tempat kerja, penerapan K3 wajib hukumnya. Masalahnya, belum semua manajemen perusahaan menerapkan K3 dengan benar. Padahal K3 penting buat perusahaan, apalagi pekerja,” ujar ahli hukum Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng ini. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, semua jenis usaha wajib menerapkan K3.

Selain itu, lanjut Arif, PCNU Banyuwangi melalui LAZISNU akan berupaya bekerja sama dengan fakultas teknik salah satu perguruan tinggi negeri untuk membuat semacam peralatan kerja yang lebih memudahkan penambang. Kemudian, masih kata Arif, PCNU Banyuwangi melalui LAZISNU juga akan berupaya memberikan pelatihan Bahasa Inggris untuk para penambang. “Kedepan kita akan berupaya untuk memberikan pelatihan Bahasa Inggris dan tourism guiding skill untuk poara penambang agar taraf hidupnya meningkat,” tutupnya.

Senada dengan hal tersebut, Ketua PC LAZISNU Banyuwangi, Irfan Afandi menuturkan bahwa mendistribusikan paket sembako adalah awal perjuangan PC LAZISNU Banyuwangi untuk kesejahteraan para penambang. “Akan terus ada upaya-upaya lain, mudah-mudahan semuanya bermanfaat bisa bersinergi dengan porogram LAZISNU lainnya seperti anak yatim binaan LAZISNU, usaha kecil binaan LAZISNU, dhuafa binaan LAZISNU, warga NU siaga musibah, dan program-porogram lainnya,” jelasnya. [dutaislam.com/faishol/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB