![]() |
Ketum Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil A Simanjuntak. Foto: Istimewa. |
Pemuda Muhammadiyah Dahnil A Simanjuntak juga ikut merespon gagasan Islam Nusantara tersebut. Baginya, embel-embel setelah kata Islam bagian dari tafsir kreatif terhadap implementasi nilai-nilai Islam. Dahnil tidak mempermasalahkan gagasan tersebut.
“Secara pribadi saya tidak pernah mempersalahkan tafsir kreatif terhadap implementasi Nilai-nilai Islam dengan berbagai embel-embelnya, asal tidak bertentangan dengan Tauhid, Islam Nusantara kah, Islam Liberal kah, Islam Berkemajuan, bagi saya itu simbol umat Islam kaya dengan khazanah pikir,” kata Dahnil melalui cuitannya di Twitter, Rabu (11/07/2018).
Dahnil mengkritik kelompok-kelompok yang justru karena Islam Nusantara malah dijadikan alat untuk menebar kebencian dengan meniadakan akal sehat. Apapun motifnya. Terutama saat ini, motif yang paling dominan adalah motif politik dan kekuasaan.
“Kekayaan Khazanah pikir, melalaui simbol embel-embel Islam Liberal, Islam Nusantara, Islam Berkemajuan dll menjdai masalah ketika nalar sehat dinegasikan dengan menebar kebencian kepada yg lain dengan berbagai motif, dan yang paling dominan saya ini ya motif politik kekuasaan,” tegas Dahnil.
“Jadi, saya gembira lahirnya embel-embel Islam tersebut sebagai kekayaan khazanah pikir Islam yang luarbiasa. Saya bergembira karena berbagai kelompok terus berpikir untuk menjadikan Islam sebagai jalan yang terus dikontekstualisasikan setting dan masanya,” tambah Dahnil. [dutaislam.com/pin]
