Mukasyafah: Kiai Mustandji Pernah Mencekek Leher Sendiri karena Akan Datang Tamu Maling Tampar
Cari Berita

Advertisement

Mukasyafah: Kiai Mustandji Pernah Mencekek Leher Sendiri karena Akan Datang Tamu Maling Tampar

Duta Islam #03
Kamis, 12 Juli 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kiai Mustandji Yusuf 1941-2008), Pengasuh Pondok Pesantren Mashalatul Hidayah Errabu Bluto Sumenep Madura. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com – Pengasuh Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah Errabu Bluto Sumenep Madura Kiai Mustandji Yusuf (1942-2008) dikenal sebagai sosok yang memiliki Ilmu Mukasyafah. Beliau diketahui sering kali mengetahui apa yang akan terjadi di hari depan.

Ilmu Mukasyafah Kiai Mustandji diduga kuat berkat proses panjang melakukan riyadhah, salah satunya di Pulau Kangean Sumenep Madura. Terbukti disela-sela proses riyadhah di Pulau Kangean (1961-1973), banyak masyarakat mendatangi kiai. Baik untuk minta didoakan atau tujuan tertentu yang bersifat ghaib.

Dikisahkan, sekitar tahun 1960-an Kiai Mustandji akan kedatangan tamu yang kebiasaanya mencuri tampar Kerbau. Orang itu terserang penyakit. Dia datang ke Kiai Mustandji untuk minta didoakan agar sembuh dari penyakitnya.

Kiai mengetahui akan kedatangan pencuri tersebut sebelum tamu itu sampai. Kiai Mustandji merasakan bahwa akan ada tamu yang memiliki rekam jejak buruk. Pada saat yang bersamaan, Kiai Mustandji langsung menangis dan mencekek lehernya sendiri dengan tampar.

K. Muhammad Hamsani Cholil, salah satu tokoh masyarakat Kangean (sekarang) yang saat itu menemani Kiai Mustandji terkejut melihat tindakan aneh Kiai Mustandji. K. Hamsani sempat mengira bahwa Kiai meninggal karena setelah mencek lehernya sempat sesak nafas. Namun, beberapa saat Kiai Mustandji tersadar kembali. K. Hamsani lantas bertanya mengapa Kiai Mustandji mencekek lehernya sendiri.

“Akan ada tamu terkenan penyakit. Dia maling tampar,” jawab Kiai Mustandji.

Tak lama setelah itu, tamu itu benar-benar datang.

“Kamu mau apa?” tanya kiai kemudian.

“Saya sakit kiai. Ingin berobat” jawab lelaki itu.

“Kamu banyak berbuat dosa. Minta ampun kepada Allah. Kamu harus kembalikan semua tampar yang kamu curi,” titah Kiai.

Lelaki itu mengikuti perintah Kiai. Dia pun akhirnya sembuh setelah diobati dan mengikuti perintah Kiai Mustandji. Namun, beberapa bulan kemudian orang itu meninggal dunia setelah mengembalikan barang yang pernah dicurinya.

Memarahi Jin Karena Kainnnya Dicuri
Di sela-sela proses Riyadhah di Pulau Kangean, Kiai Mustandji sering mengobati orang sakit karena diganggu makhluk ghaib seperti jin. Kiai berbaur dengan masyarakat sekaligus menjadi sandaran masyarakat yang membutuhkan.

Diceritakan salah satu saksi sejarah bernama Muhyiddin, Warga Arjasa Kangean, suatu ketika Kiai Mustandji dimintai tolong oleh salah satu warga untuk mengobati orang sakit karena diganggu jin. Kiai datang ke rumah orang tersebut membawa tas berisi kain hitam dan kain putih yang dipegang salah satu warga yang menemani Kiai.

Setibanya di lokasi kiai langsung mengobati orang tersebut. Tak lama orang itu pun sembuh. Kiai kembali ke mushalla di rumah Muhyiddin yang memang menjadi tempat peristirahatan kiai. Namun, tiba-tiba kain di dalam tas kiai Mustandji hilang.

Dengan muskasyafahnya, Kiai langsung mendeteksi dan akhirnya diketahui bahwa kain tersebut dicuri oleh jin. Kiai langsung marah dan minta kainnya di kembalikan. Tak lama setelah itu, saya periksa kembali tasnya dan kain itu sudah ada di tempat semula.

Menurut Muhyiddin, kain tersebut bisanya digunakan Kiai Mustandji untuk membungkus jimat. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB