![]() |
Ilustastrasi anak berdoa. Foto: istimewa |
KH Zainul Umam menegaskan kisah itu saat memberikan mauidlah plus wakil sahibul musibah 7 hari wafatnya Ibu Nur Aini di kediamannya desa/kecamatan Bangsri Rt.01 Rw. 06 Jepara, Ahad (22/07/2018) malam.
Dijelaskan Gus Umam, -begitu ia kerap disapa,- bahwa dahulu kala ada seorang saleh yang pada suatu malam bermimpi bertemu sosok laki-laki (sudah meninggal) sedang santai-santai serta tidak 'keroyokan' sisa-sisa doa.
Sesosok saleh tersebut bertanya kepada laki-laki itu. "Kenapa Anda kok santai-santai tidak ikut rebutan sisa-sisa doa?"
Laki-laki itu, lanjut Gus Umam, punya anak pedagang di pasar. Tapi di sela-sela dagang, anaknya selalu mendoakan orang tuanya yang sudah tiada.
Doa Kepada Mayit Sampai
Karena ingin memastikan apakah mimpinya itu benar adanya, dicarilah si anak yang sesuai dalam mimpinya."Mas mulutmu kok komat-kamit, apa yang kau baca," begitu konfirmasi orang saleh kepada si anak.
Ternyata benar si anak yang tidak lain seperti dalam mimpinya itu sering mendoakan orang tuanya yang sudah wafat.
Pengasuh pesantren Hasyim Asyari Bangsri Jepara itu menambahkan, di lain hari, orang saleh bermimpi lagi dengan sesosok yang sama. Tetapi ada yang ganjil. Orang yang sudah wafat tidak lagi santai-santai karena dikirimi doa oleh anaknya.
"Ia malah ikut rebutan sisa-sisa doa seperti yang lain. Ternyata anak yang sering mendoakannya sudah wafat," jelas Gus Umam.
Maka Gus Umam yang merupakan putra dari KH Amin Sholeh almaghfurillah itu mengingatkan doa-doa yang sering warga nahdliyin panjatkan.
Allahumagfir lil muslimin wal muslimat, wal mukminin wal mukminat. Dan seterusnya.
Doa-doa itu statusnya untuk khalayak umum, meski kepada orang yang tidak kenal sekalipun, ganjaran doa itu sampai kepada mereka, khususnya bagi yang 'sepi' kiriman doa dari yang masih hidup. [dutaislam.com/ip]
