![]() |
Mesin Politik 212 Rendah. Ilustraso: Istimewa. |
Kesepatakan yang dihasilkan ulama 212 tersebut mendapat respon beragam dari berbagai kalangan. Sebelumnya mereka mendapat kritik keras dari Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin. Menurut Ali Mochtar, tak seharusnya ijtima ulama mengarah pada politik praktis. Karena ulama harus berada di atas semua golongan.
Pengamat Politik Ayik Heriyansyah mengatakan, menurut perhitungan politik Prabowo belum tentu mau berpasangan dengan rekomendasi GNPF. Pasalnya, elektabilitas Abdul Somad dan Salim Segaf rendah.
“Prabowo belum tentu mau berpasangan dengan Salim Segaf dan UAS. Karena menurut hitung-hitungan politik elektabilitas mereka rendah. Mesin politik 212 juga gak sehebat yang mereka bayangkan," ujar Ayik.
Ayik mendasarkan pernyataan tersebut berdasarkan fakta pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) serentak beberapa waktu lalu. Dimana, calon-calon yang didukung PKS dan ulama 212 kalah, khususnya di Jawa.
“Mesin politik 212 juga nggak sehebat yang mereka bayangkan. Terbukti mereka kalah di Pilgub Jawa,” ujar Ayik kepada dutaislam.com, Ahad (29/07/2018) malam. [dutaislam.com/pin]
