Rekam Jejak Gus Yahya Cholil Staquf Watimpres Presiden Jokowi
Cari Berita

Advertisement

Rekam Jejak Gus Yahya Cholil Staquf Watimpres Presiden Jokowi

Jumat, 01 Juni 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
wewenang watimpres
Presiden Jokowi lantik KH Yahya Cholil Staquf sebagai Watimpres, Kamis (31 Mei 2018)
DutaIslam.Com - Lagi lagi Presiden Jokowi kepencut (jatuh cinta) kepada NU. Kamis, 31 Mei 2018, KH. Yahya Cholil Staquf, Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dilantik sebagai salah seorang anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Siapa beliau?

Gus Yahya Tsaquf, yang keponakan Gus Mus (KH Mustofa Bisri) adalah mantan Juru Bicara Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Yahya Cholil Staquf saat ini sebagai Sekretaris Jenderal Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 75 juta anggota dan 24.000 madrasah. Beliau ini diturunkan dari garis panjang ulama Jawa terkemuka (ulama khos).

KH. Yahya Cholil Staquf dididik dari masa kanak-kanak awal pendidikan formal dan spiritual pertama-tama oleh ayahnya, kakeknya dan pamannya, dari keluarga Bisri yang terkenal dari Rembang, Jawa Tengah. 

Selanjutnya, dididik oleh KH Ali Maksum (1915 - 1989) di rumahnya sekaligus merupakan madrasah di Yogyakarta. KH. Ali Maksum sendiri adalah murid langsung Syekh Umar Hamdan al-Makki (1858 - 1948) dan Syeikh Hasan Masshat al-Makki (1900 - 1979) Mekah.

Di masa reformasi politik tanah air, KH. Yahya Cholil Staquf adalah anggota Komisi Pemilihan Nasional Indonesia dan selama transisi kekuasaan dari pemerintahan otoriter ke demokrasi. Sempat menjabat sebagai juru bicara kepresidenan untuk kepala negara Indonesia pertama yang dipilih secara demokratis - KH Abdurrahman Wahid yang mengepalai Nahdlatul Ulama selama 15 tahun.

Yahya Cholil Staquf juga pernah dipercaya sebagai tenaga ahli perumus kebijakan pada "Dewan Eksekutif Agama Agama di Amerika Serikat - Indonesia" yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015, dalam rangka “menjalin kemitraan strategis antara AS dan Indonesia.

Gus Yahya Watimpres Jokowi


Selain memanajemeni sehingga go internasional dari Raudlatuth Tholibin di Rembang, Jawa Tengah, Kiai Yahya ini juga bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan antara Nahdlatul Ulama dan US Supreme Council sebagai Dewan Eksekutifnya (mudir), digagas untuk perluasan operasi NU ke Amerika Serikat, yang tahap awal ke Amerika Utara, Eropa dan Timur Tengah. 

Dalam kapasitas ini, beliau dianggap sukses dalam da'wah NU untuk lebih memperkenalkan Islam yang rahmatan lil'alamin dan sangat diterima oleh masyarakat Barat.

Dalam mengejar tujuan-tujuan ini, Gus Yahya selanjutnya mendirikan organisasi berbasis di AS, yakni Bayt ar-Rahmah li ad-Da'wa al-Islamiyah Rahmatan li al-'Alamin (Rumah Rahmat Ilahi untuk Mengungkap dan Memelihara Islam sebagai Berkah untuk Semua Ciptaan) pada bulan Desember 2014, sebagai pusat perluasan operasi Nahdlatul Ulama di Amerika Utara, Eropa dan Timur Tengah, serta mengkonsolidasikan ahlussunnah wal jamaah mendunia. 

Itulah rekam jejak KH Yahya Cholil Staquf sebagai pengurus PBNU. Hingga kini, Gus Yahya mempunyai jaringan internasional yang cukup brilian dalam menawarkan eksistensi Islam Nusantara, yang lebih mengedepankan sikap moderat, toleran dan Islam yang memberi rahmat bagi seluruh alam. 

Gus Yahya, panggilan akrab Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini, diangkat sebagai anggota Wantimpres menggantikan posisi KH Hasyim Muzadi (almaghfurlah), yang wafat pada 16 Maret 2017 . 

Adapun delapan anggota Wantimpres lain saat ini adalah Agum Gumelar, Sidarto Danusubroto, Subagyo HS, Yusuf Kartanegara, Suharso Monoarfa, Jan Darmadi, Abdul Malik Fadjar, dan Sri Adiningsih. [dutaislam.com/ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB