Ranting NU Pacarpeluk Bikin Kartu Terhubung Asuransi Kesehatan
Cari Berita

Advertisement

Ranting NU Pacarpeluk Bikin Kartu Terhubung Asuransi Kesehatan

Duta Islam #03
Selasa, 26 Juni 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kartu Anggota Ranting NU Pacarpeluk. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com - Beragam cara agar NU bisa bermanfaat untuk warganya. Ranting Pacarpeluk di Jombang, Jawa Timur menciptakan kartu anggota yang terhubung dengan asuransi kesehatan. Sementara di Kecamatan Pacet, Jawa Barat, tepatnya di Desa Mandalahaji, menciptakan kartu anggota yang bisa dimanfaatkan untuk memulasara warga yang meninggal.

Menurut Rais Syuriyah Ranting NU Mandalahaji Ustadz Dadang Sofyan Tsauri, setiap pemilik kartu NU Ranting Mandalahaji memiliki hak mendapatakan santunan Rp 300.000 jika meninggal.

“Setiap anggota harus membayar iuran sebesar 20 ribu rupiah per tahun untuk mendapatkannya,” jelas salah seorang pengasuh di Pondok Pesantren Misbahul Falah Kampung Ciseureuh tersebut, Ahad (24/06/2018) malam.

Kartu tersebut, lanjutnya, diluncurkan pada 14 Agustus 2016. Hingga kini, warga yang memiliki kartu anggota NU Mandalahaji mencapai 800 orang.

Ustadz Dadang Sofyan Tsauri bersama Ketua Tanfidziyah NU Mandalahaji Ustadz Toyib Nawawi telah memimpin dua tahun. Ragam upaya telah dilakukan untuk memperkuat dan menghidupkan NU di desa tersebut.

Di antara gebrakan lain duet kepemimpinanya, tiap tahun menyelenggarakan halal bihalal warga sedesa, festival seni, dan tabligh akbar. Tahun ini kegiatan tersebut akan diadakan akhir pekan ini dengan menjadwalkan kehadiran Ketua Muslimat NU Jawa Barat Hj. Ela Giri Komala dan anggota DPR RI H. Cucun Ahmad Syamsurijal. Tahun sebelumnya dihadiri Ketua PCNU Kabupaten Bandung KH Asep Jamaluddin.

Sementara tiap bulan, Ranting NU Mandalahaji mengadakan pengajian rutin di tempat bergantian. Berkeliling dari satu kampung ke kampung lain. Biasanya dipusatkan di masjid.

“Rata-rata setiap pengajian dihadiri seribu orang. Mayoritas yang hadir ibu-ibu,” kata ustadz yang pernah nyantri di Al-Huda dan Bustanul Wildan (Kabupaten Garut) serta di Tafrihul Khotir (Pacet, Kabupaten Bandung) ini. 

Menurut ustadz kelahiran 1974 ini, kunci sukses dari berjalannya NU Mandalahaji adalah komunikasi yang baik dengan semua kalangan, terutama pengurus DKM di tiap masjid. Mereka dilibatkan dalam kegiatan sehingga tumbuh rasa memiliki.

Meskipun hanya 10 menit, sambungnya, para ustadz atau DKM dipersilakan berbicara di kegiatan NU.

Ia juga menceritakan, Mandalahaji kini telah memiliki 40 Banser aktif. Tak hanya itu, Komandan Banser untuk tingkat kecamatan berasal dari desanya.

Kreasi lain NU Mandalahaji adalah menerbitkan kalender tiap awal tahun dengan gambar kegiatan-kegiatan besar tahun sebelumnya. Kemudian Nahdliyin dianjurkan untuk memilikinya dengan infak Rp 10.000.[Abdullah Alawi/pin]

souce: NU Online
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB