![]() |
Guru Besar Undip Suteki. Foto: Istimewa. |
Guru Besar Undip Suteki tak mengakui bahwa dirinya pernah menulis bernada dukungan terhadap HTI atau khilafah. Tulisan yang beredar disebutnya bukan dirinya yang menulis. Namun, jejak digital berkata lain. Dalam statusnya beberapa bulan berlalu, Suteki diketahui memang menulis bernada dukungan terhadap HTI yang sedang menjalani proses pengadilan di PTUN. (Baca: Guru Besar Undip Suteki Nyetatus, Mengelak Dukung Khilafah, Tapi Jejak Digital Tak Bisa Dibohongi)
Tak hanya itu, Suteki bahkan menegaskan bahwa Muslim sejati pasti merindukan khilafah. Bukan menghormati orang yang tidak mendukung khilafah, Suteki menyebut bahwa muslim yang membenci khilafah adalam muslim abal-abal.
“Muslim sejati pasti merindukan khilafah tegak di muka bumi. Muslim abal-abal pasti membencinya. Benci tapi rindu?” tulis Suteki dengan Hastag #KhilafahAjaranislam dan #HTILayakMenang pada 6 Mei 2018 lalu.
Bagaimana bisa muslim yang tidak mendukung khilafah disebutnya sebagai muslim abal-abal, sedangkan hanya khilafah model pemerintahan yang pernah terjadi dalam sejarah Islam? Muslim percaya itu sebagaimana telah banyak dibahas banyak dalam sejarah Islam. Pemerintahan dengan sistem khilafah dimulai sejak masa Dinasti Bani Umayyah, dimana Muawiyah bin Abi Sofyan sebagai khalifah pertama.
Barangkali hanya HTI yang menganggap bahwa menegakkan khilafah adalah wajib, walaupun dengan cara kudeta pemerintahan yang sudah sah. [dutaislam.com/pin]
