Hadits Dhaif Keutamaan Ramadhan
Cari Berita

Advertisement

Hadits Dhaif Keutamaan Ramadhan

Duta Islam #02
Senin, 21 Mei 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ilustrasi: Istimewa
Oleh Mahmud Suyuti

DutaIslam.Com - Dalam sebuah hadis tentang keutamaan Ramadhan, disebutkan Nabi saw bersabda:

اول شهر رمضان رحمة واوسطه مغفرة واخره عتق من النار

Artinya: permulaan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan akhir Ramadan adalah pembebasan dari neraka.

Matan (teks hadis) tersebut dari Nabi saw, ke Abu Hurairah, ke Abu Salamah, ke al-Zuhry, ke Maslamah bin Shalt ke Sallam bin Sawwar kemudian tecatat dalam beberapa kitab rujukan hadis.

Berdasarkan hasil penelitian, periwayat yang bernama Maslama dan Sallam dalam silsilah sanad hadis tersebut adalah al mungkar (banyak kesalahan), matruk ay mardud (tertolak) an majhul (tidak dikenal) sehingga dianggap dhaif (lemah).

Ilmu Naqd al-hadis (kritik hadis) memang menegaskan tanpa konpromi bahwa jika salah satu periwayat tersebut cacat dan janggal maka dianggap bermasalah.

Demikianlah kaidah (ketentuan) yang berlaku dalam mustalahul hadis, jadi walaupun sebuah hadis diyakni berasal dari Nabi saw tetapi jika di antara silsilah itu bermasalah maka kualitasnya berkurang.

Itulah antara lain kelebihan ilmu hadis karena lebih mengutamakan kehati-hatian dalam periwayatan. Namun disisi lain ada semacam distorsi sekaligus kekurangan untuk tidak mengatakan sesutu yang salah.

Bisa dibayangkan, demikian akuratnya hadis tersebut karena dipercaya dari Nabi saw, kemudian diterima oleh Abu Hurairah sebagai sahabat yang memiliki integritas dalam periwayatan, berlanjut ke Abu Salamah dan al-Zuhri yang tsiqah (berkredibilitas), terus tiba-tiba hadis tadi divonis dhaif karena (hanya) disebabkan Maslamah & Sallam ?!!!

Terlepas dari itu, secara pribadi saya berpendapat, tetap saja menganggap bahwa hadis yang dimaksud berkualitas sahih. Sahih khususnya dari segi matan untuk dijadikan inspirasi dan motivasi bagi kita untuk mengoptimalkan ibadah di bulan Ramadhan ini tanpa harus melihat pemisahan antara awal Ramadan, pertengahan dan akhir.

Kesimpulan saya, 10 puasa sebagai permulaan, ke 20 sebagai pertengahan sampai 29/30 (sebulan penuh) adalah rahmah skaligus magfirah dan itqun minannar bagi mereka yang benar-benar meningkatkan keimanan dan ihtisaban tuk meraih la'allakum tattaqun (sebenar-benarnya takwa). Wallahu A'lam. [dutaislam.com/gg]

Mahmud Suyuti, Dosen Hadis UIM.

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB