![]() |
Master Zaeni Zamatera Pagar Nusa. Foto: Dok. Master Zaeni |
Teknik Zamatera tidak bisa disebut pijat tradisional karena memang berbeda dari pijat syaraf maupun otot. Istilah penyehatan pun disematkan oleh orang-orang di kementerian kesehatan karena memang tekniknya bukan pijat, tapi streching (peregangan).
Kepada Dutaislam.com, Master Zaeni yang setiap malam Jumat berkhidmah sebagai pelayan tamu Pondok Pesantren Kramat, Salatiga, Jateng tersebut menjelaskan Zamatera sebagai praktik pengobatan tulang belakang. Kerja utama teknik Zamatera ada di perbaikan tulang belakang yang tidak lurus, terganggu atau nyelewah (berubah dari kondisi sebenarnya).
Baca: Dengan Zamateranya, Master Zaeni Pernah Membuat Bingung Ratusan Civitas Akademik Kedokteran.
Karena itulah, Zamatera sangat mudah dipakai untuk penyembuhan sakit berbasis tulang belakang, misalnya syarat terjepit, tidak bisa tidur berbulan-bulan, tidak bisa rukuk dalam shalat hingga bertahun-tahun, sakit gigi menahun, tidak bisa tengkurap saat tidur dan penyakit lainnya.
Zamatera Pagar Nusa
"Saya tidak bisa menggunakan teknik Zamatera untuk tulang belakang yang sudah dioperasi, kecuali melihat hasil rontgen dulu," kata Master Zaeni saat berkunjung di Kediaman Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pagar Nusa, Gus Nabil Haroen, di Ciganjur, Jakarta, Jumat (20/04/2018) malam.
Master Zaeni yang sekarang didaulat PP Pagar Nusa sebagai Dewan Pakar Ketabiban itu menceritakan pengalaman seorang dokter yang berani mengambil risiko melepas profesinya karena terperangah dengan Zamatera.
Sang dokter, yang alamatnya dirahasikan itu, kata Master Zaeni, merasa terlecehkan dengan satu kali gerakan penyembuhan sakit gigi ala Zamatera. Padahal, untuk menjadi dokter spesialis gigi, biaya yang dibutuhkan sangat banyak dan herus studi bertahun-tahun.
"Sekarang kalau dia atau keluarganya sakit malah diminta tidur di rumah saya. Sudah seperti saudara," ujar Master Zaeni.
Menurut sang dokter, Zamatera jadi bukti bahwa ilmu kesehatan ala Timur ternyata lebih mudah dan lebih kaya dari ilmu kedokteran ala Barat.
Master Zaeni juga menyatakan, teknik Zamatera sangat berbeda dengan teknik Yumeiho yang populer di Jepang. Meski pernah didaulat orang-orang Jepang sebagai Presiden Yumeiho, Master Zaeni mengaku tidak punya sanad Yumeiho dari Jepang.
"17 teknik dasar Zamatera disebut sebagian orang sebagai Yumeiho karena memang buku yang saya gunakan sebagai perbandingan adalah dari Yumeiho. Tapi setelah dicek saat saya diminta datang ke Jepang, ternyata mereka malah menyebut teknik saya bukan Yumeiho. Mereka bilang, 'itu teknikmu, bukan Yumeiho'," terangnya. [dutaislam.com/ab]
