Sebut Puisi Sukmawati Bukan Kritik Itu Emosional Tingkat 212 (Bagian 1)
Cari Berita

Advertisement

Sebut Puisi Sukmawati Bukan Kritik Itu Emosional Tingkat 212 (Bagian 1)

Duta Islam #02
Selasa, 03 April 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Sukmawati ketika membaca puisi "Ibu Indonesia". (Foto: Istimewa)
Oleh Mamang M Haerudin (Aa)

DutaIslam.Com - Kita harus teliti dalam membaca dan memahami berita. Jangan hanya sekadar share dan ikut kebanyakan orang di media sosial. Jangan pula 'takut' dianggap tidak Islami. Termasuk ketika potongan video pembacaan puisi oleh Ibu Sukmawati viral di media sosial. Saya mengetahuinya pertama kali dari akun Facebook Ippho Santosa dan akun Instagram Yusuf Mansur. Kedua orang ini menganggap bahwa puisi Ibu Sukmawati itu bertentangan dengan Pancasila dan memancing keributan.

Sebelum saya menulis catatan ini, saya telusuri dahulu beritanya dengan seksama. Dan ternyata benar saja, sependek yang saya tahu, potongan video pembacaan puisi Ibu Sukmawati ini dianggap merendahkan azan dan syariat Islam oleh kelompok 212. Sejak awal tahu berita tersebut, saya sudah tidak respect. Saya kemudian juga menonton video pendek tersebut berulang kali. Bagi saya puisi Ibu Sukmawati sama sekali tidak sedang merendahkan syariat Islam dan azan. Saya yakin Ibu Sukmawati kalaupun benar hanya sedang melakukan kritik kepada kelompok Muslim radikal yang sering kali mempolitisasi agama.

Sampai catatan ini ditulis, saya belum membaca berita berkenaan dengan sikap PBNU dan PP Muhamammadiyah. Saya sangat berharap agar PBNU dan PP Muhammadiyah tidak usah merespon sedemikian rupa dan apalagi menganggapnya sebagai pelecehan terhadap Islam dan azan. Saya menyayangkan sikap PWNU dan GP Ansor Jawa Timur yang ternyata sedang dalam proses pelaporan kepada Polda Jawa Timur. Membaca berita PWNU dan GP Ansor Jawa Timur ini, pikiran saya melayang, membayangkan para aktivis 212 makin kegirangan. Karena isunya yang dilempar berhasil menggoreng massa.

Respon dan komentar sebagian banyak warganet yang beragama Islam cenderung emosional dan berisi sumpah serapah. Jauh sekali dari akhlakul karimah. Gelombang 212 memang lumayan mempengaruhi kejiwaan dan mental sebagian banyak orang. Modalnya hanya potongan video berdurasi pendek, lalu diposting dengan nada gelisah, sampai kemudian mampu mengoyak emosional warganet menjadi marah dan brutal. Saya tegaskan, tidak akan ikut-ikutan mengutuk, menganggap bahwa Ibu Sukmawati telah merendahkan dan melecehkan syariat Islam dan azan. Sama sekali tidak. [dutaislam.com/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB