![]() |
Foto: NU Online |
Ra Lilur, begitu beliau akrab dipanggil, menghembuskan nafas terakhirnya Selasa (10/04/2018) malam sekitar pukul 22.00. Kabar tersebut cukup menggemparkan, sebab sebelumnya tidak ada kabar yang menjelaskan kalau Ra Lilur sakit.
KH Imam Buchori yang merupakan kerabat Ra Lilur menuturkan, sebelum almarhum menghembuskan nafas terakhirnya, sempat meminta Agar lampu di dalam kamarnya dimatikan. Dia juga meminta agar ditinggalkan sendiri karena berdalih ingin tidur.
"Minta tidur, Man (Paman, red), menyuruh Bik Mus mematikan semua lampu dan ditutup di tempat ini. Karena terlalu lama (tidur, red) dan tidak bergerak, Bik Mus langsung nelpon Bir Aly, dan Bir Aly nelpon saya, ternyata sudah meninggal pukul sepuluh tadi, Man," kata KH Imam kepada KH Zubair dengan bahasa Madura.
Kepergian Ra Lilur meninggalkan duka yang mendalam, terutama di kalangan masyarakat Madura yang memang mengagumi sosoknya.
"Kita kehilangan satu lagi seorang Ulama panutan di Madura," ujar salah seorang yang ada di lokasi pemakaman. Ribuan warga berkumpul untuk mengantar janazah ulama Khos Madura itu ke tempat tempat peristirahatan terakhir di pemakaman Komplek Masjid Syaikhona Kholil, Martajasah, Bangkalan.
Janazah diberangkatkan dari rumah Ra Bir Aly Demangan, tampak berbaur beberapa tokoh seperti jajaran pengurus NU di kawasan Madura dan luar Madura, ribuan umat Islam, dan kerabat keluarga almarhum.[dutaislam.com/pin]
source: NU Online
