![]() |
Foto: Istimewa |
Diungkapkan juru kunci makam H Nur Arifin, Kamis (26/4), setiap mengunjungi makam, masyarakat Banjar biasa melafalkan salam khusus. Bacaan ini terdapat di makamnya. Pengunjung bisa langsung membacanya. Di area parkir makam, terdapat belasan atau bahkan puluhan pedagang yang berjualan. Ada yang membuka warung makan hingga ke buah-buahan.
Nur Arifin mengungkapkan, hasil kotak amalnya dapat memberikan beasiswa pendidikan keagamaan bagi keturunan ulama yang dikenal dengan sebutan Datuk Kalampayan itu. Di samping itu, tentu kotak amalnya mampu memenuhi kebutuhan pengelolaan makam.
"Setiap minggu pertama di bulan Syawal juga diadakan acara haul. Tidak hanya di Kalampayan, haul juga digelar di Dalam Pagar, desa tempat penulis kitab Sabilal Muhtadin itu tinggal." ujar Kiai Nur Arifin dilansir dari NU Online, Kamis (26/04/2018).
"Selain membaca tahlil dan ayat-ayat Al-Qur'an, beberapa santri juga ada yang mendaras kitab Sabilal Muhtadin." tambahnya.
Makam Syekh Arsyad dibuka selama 24 jam. Kapan pun peziarah mau berkunjung pintu gerbang selalu terbuka. Hal ini sama dengan makam KH Abdul Qodir Hasan dan KH Abdul Hakim yang terletak di Pasayangan Utara, Martapura Kota, Kalimantan Selatan. Kiai Abdul Qodir atau yang akrab dikenal Guru Tuha merupakan tokoh pendiri NU di Kalimantan. [dutaislam.com/Syakir NF/pin]
Keterangan:
Diolah dari NU Online.
Baca: 150 Juta Per Bulan, Dana Peziarah Makam Gus Dur Ternyata Tidak untuk Tebuireng, Ini Penjelasannya
