![]() |
Foto: Istimewa |
Penemuan makam KH Hasan Dipo pertama kali pada 2015 lalu setelah dilalukan penelusuran pada keturunannya di Gresik. Hanya saja penemuan itu belum banyak yang tahu termasuk Pengurus Wilayah NU Jawa Timur.
Karena itu di usia NU yang ke-95 pada 2018 ini, PWNU Jatim melalukan ziarah untuk pertama kalinya. Almarhum KH Hasan Dipo selaku ketua umum PBNU semasa dengan Rais Akbar PBNU Hadratussyeikh KHA Hasyim Asy'ari.
"Karena itu, kami datang ke makam beliau di kawasan Masjid Ampel untuk pertama kalinya, sekaligus melakukan ziarah ke makam tiga tokoh pendiri NU di Surabaya dalam rangka Hari Lahir ke-95 NU," ujar Ketua PWNU Jatim HM Sholeh Hayat di Surabaya, Ahad (08/04/2018).
PWNU Jatim melakukan tahlil dan tabur bunga bersama yang diikuti Ketua PCNU Surabaya H Muhibbin Zuhri dan Ketua Ikatan Keturunan Sagipodin (IKSA) Jatim H Wachid Zein dan puluhan pengurus NU Jatim dan Surabaya.
Menurut Sholeh Hayat, Hasan Gipo merupakan tokoh NU yang kaya dan berperan penting dalam kelahiran NU.
"Sebelum NU terbentuk, tokoh-tokoh NU membentuk Komite Hijaz untuk menemui Raja Arab Saudi yang keberangkatannya atas biaya Mbah Hasan Gipo," ucapnya.
Selain berjuang dengan hartanya tanpa pamrih, Hasan Gipo juga berani menantang tokoh-tokoh PKI yang tidak percaya kepada Tuhan. Beliau menantang tokoh-tokoh PKI untuk berdiri di rel kereta api guna membuktikan keberadaan Tuhan dan Hari Akhir. Namun saat kereta api datang justru tokoh-tokoh PKI kabur ketakutan.
Ketua PCNU Surabaya H Muhibbin Zuhri mengatakan, teladan yang luar biasa dari KH Hasan Gipo adalah keikhlasan dalam berjuang untuk NU, baik harta maupun nyawa sehingga keberadaan makamnya pun sulit ditelusuri.
"Saya merinding mengetahui sejarah beliau karena keikhlasannya sangat luar biasa sehingga NU berusia 95 tahun baru ditemukan makamnya, padahal 95 tahun itu bukan waktu yang lama, tapi sejarahnya sulit dilacak," ujarnya.
Sementara itu, Ketua IKSA H Wachid Zein menceritakan, pihaknya baru dapat menemukan makam KH Hasan Gipo pada Agustus 2015 setelah melakukan berbagai ikhtiar, termasuk menelusuri keturunannya di Gresik
Pihaknya juga berterima kasih karena NU Jatim menziarahi makam mbah buyutnya setiap tahun seperti pada tahun ini.
"Bagi NU Jatim, ziarah ini memang pertama, tapi bagi NU Surabaya sudah kedua kalinya pada 2017 dan 2018. Keluarga Gipo sendiri setiap tahun juga tahlil," ujarnya.
Wachid berharap NU mau memperjuangkan ketokohan KH Hasan Gipo untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, serta memperjuangkan beberapa aset peninggalan KH Hasan Gipo di Surabaya. Seperti Mushala Gipo dan Tanah Pemakaman Umum Rangkah.
"Kami punya dokumen lengkap, aset Mbah Hasan Gipo itu bisa dimanfaatkan untuk keluarga kami dan juga untuk kegiatan NU, sekaligus mengamankan situs sejarah NU," katanya. [dutaislam.com/pin]
Keterangan:
Diolah dari antaranews.com
