![]() |
KH Ulin Nuha Arwani Kudus |
"Mengaji dan mempelajari Al-Quran itu harus sampai tahqiq atau haqq tilawatih," tutur Kiai Ulin.
"Baik dengan lisan, yakni membacanya dengan ilmu tajwid, dengan akal, yakni mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an, dan dengan hati, yakni memahami dan mengaplikasikan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” imbuh Kiai asal Kudus ini menjelaskan.
Lebih lanjut putra KH Arwani Amin AH ini berpesan, "Al-Qur'an yang telah dipelajari, usahakan selalu dibaca sesuai ajaran yang telah diterima dari guru beserta adab-adabnya".
Beliau menerangkan maksud dari shahibul Qur'an dalam sebuah kitab tafsir yaitu orang yang mulazim litilawatih yakni orang yang selalu membacanya, mutakhalliq biakhlaqih yakni mempunyai adab sebagaimana yang diajarkan Al-Qur'an, dan wal amilu bih yakni mengamalkan dawuh-dawuh Al-Qur'an.
Pengasuh PP Al Badriyyah, KH Muhibbin Muhsin AH menegaskan pesan Kiai Ulin tersebut. Pada para santri, Kiai Muhibbin berpesan agar para santri memiliki akhlak seperti dalam ajaran Al-Qur’an, selalu tawadhu’, dan mengabdi kepada guru atau kiai supaya mendapat keberkahan dalam hidupnya.
Haflah yang dihadiri ribuan santri dan alumi, merupakan wisuda khatmil qur'an ke 42 ini terdiri dari khatam bil ghaib (hafal) 30 juz sejumlah 9 santri putra dan putri, khatam binnadzar (membaca) 30 juz 40 santri putra dan 64 santri putri, dan juz ‘amma putra 37 santri, dan juz ‘amma putri sebanyak 90 santri. [dutaislam.com/benzab/hq/gg]
