Ra Lilur (KH Khalilur Rahman) |
Sat itu, Ra Lilur mengundang secara pribadi sekitar 300 kiai madura. Yang membuat para undangan tercengang, secara tiba-tiba Ra Lilur menyuguhkan sebuah adegan drama di atas pentas.
Layaknya seorang bintang televisi, Ra Lilur terus berakting di hadapan ratusan kiai. Karuan saja para undangan terperangah melihat kepiawaian akting kiai jadzab ini. Begitu juga cerita yang dibawakan Ra Lilur, terus menjadi bahan perbincangan sehari-hari.
Maklum, kiai yang sebelumnya tak pernah terlibat main drama atau teater tiba-tiba tampil menjadi bintang panggung atas inisiatif sendiri.
Namun ada yang lebih unik lagi dari peristwa itu. Ceritanya begini. Salah seorang kiai tidak bisa hadir dalam undangan resepsi anak Husni itu. Keesokan harinya, sang kiai datang ke rumah H Husni Madani untuk meminta maaf.
Ra Lilur Ulama Jadab
Menariknya, kiai tersebut mengaku tidak bisa hadir karena pada hari resepsi, Ra Lilur datang ke rumahnya. Padahal, pada hari yang sama, sebagaimana keterangan di atas, Ra Lilur disaksikan sendiri oleh Husni Madani dan 300 kiai lainnya, sedang pentas drama."Saya heran, lha wong pada malam itu bersama saya, tapi ternyata ada seorang kiai yang mengatakan Ra Lilur sedang bertamu ke rumahnya," terang Husni, dikutip Dutaislam.com dari Harian Bangsa, Selasa (21/08/2001).
Kejadian serupa juga dialami salah satu kerabat Husni yang ada di Jakarta. Itu terjadi saat haul KH Amin Imron. Saat itu, katanya, Ra Lilur tiba-tiba datang ke haul.
Kontan saja tuan rumah keheranan melihat kehadiran kiai yang jarang muncul di hadapan publik itu. Ra Lilur juga sempat bertanya kepada tuan rumah soal foto dirinya yang dipajang di dalam kamar.
"Mana foto saya yang dipajang di dalam kamar?" Sergah Ra Lilur, seperti ditirukan Husni. Padahal sebelumnya, Ra Lilur tidak pernah datang ke rumah kerabat Husni.
Yang mengherankan lagi, pada hari saat haul di Jakarta itu, Ra Lilur sebetulnya ada di ndalemnya, Desa Banjar Galis, Bangkalan. Begitulah, karomah para waliAllah. [dutaislam.com/ab]
Keterangan:
Cerita di atas bersumber dari Koran Cetak Harian Bangsa, Halaman 6, Selasa, 21 Agustus 2001. Ditulis oleh Taufiqurrohman. Salinan cetaknya, silakan klik: Karomah Ra Lilur.